WELCOME TO MY BLOG INDUSTRI PERHOTELAN INDUSTRI PERHOTELAN

Sabtu, 31 Januari 2015

Makalah Akomodasi Perhotelan



MAKALAH
AKOMODASI PERHOTELAN




OLEH ;
M MAULANA IHSAN W
X AP 3


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR
SMK NEGERI 1 PACET




__________________________________________________________________________________


DAFTAR ISI



           DAFTAR ISI 
           KATA PENGANTAR 
           BAB I INDUSTRI PERHOTELAN 
           I.                   Sejarah Hotel 
           II.                Pengertian Hotel 
           III.             Ruang Lingkup Usaha Perhotelan
           IV.             Fasilitas Usaha Hotel
           V.                Departemen Dalam Hotel
           VI.             Gambaran Umum Aktifitas Industri Perhotelan
           VII.          Istilah
           BAB II PENGANTAR PARIWISATA
           I.                   Pariwisata
           II.                Wisatawan
           III.             Komponen Pengembangan Pariwisata
           1.      Komponen Sediaan (supply) Pariwisata 
           2.      Komponen permintaan (demand) pariwisata
           3.      Konsep Produk Wisata Beserta Komponen-komponennya 
           4.      Obyek dan Daya Tarik (atraksi) Wisata
           5.      Fasilitas Wisata (Sarana dan Prasarana)
BAB III PUBLIC RELATION
           I.                   Pengertian
           II.                Persyaratan Menjadi Public Relations (PR) 
           III.             Tujuan Universal Public Relations
           IV.             Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations 
BAB IV SANITASI DI HOTEL 
           I.                   PENGERTIAN DAN PERANAN HIGIENE DAN SANITASI HOTEL
           II.                MANFAAT SANITASI HOTEL 
           III.             KLASIFIKASI
           IV.             Sanitasi dan Hygiene 
           V.                SANITASI DAN  HYGIENE DALAM KEGIATAN FOOD AND BEVERAGE
SUMBER





KATA PENGANTAR


            Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang tentang ‘Akomodasi Perhotelan’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.


            Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru mata pelajaran simdig yang telah memberikan tugas makalah ini.


            Pada bagian akhir, saya akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.


Semoga makalah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.




 
BAB I
INDUSTRI PERHOTELAN
I.          SEJARAH HOTEL

·          Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan. 
·           Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut “MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ).
·           Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil. 
·           Selain itu, gereja-gereja yang ada juga memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu. 
·           Menurut  Jusupadi  Salmun SH, dalam  film -   film  Western  ( cowboy )  sekitar   tahun   1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong.
Hotel  dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
    Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
1.      Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
2.      Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London
3.      Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.
4.      Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel” pertama di dunia.
5.      Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.
6.      Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.  Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia.
II.       PENGERTIAN HOTEL

                   Berikut ini dikutif beberapa pengertian hotel :

a.         Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu.

b.         Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
c.         Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures.
Yang dapat diartikan sebagai berikut:                             
Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:
1.    Suatu jenis akomodasi
2.    Menggunakan bangunan fisik.
3.    Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya
4.    Diperuntukkan bagi umum
5.    Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial adalah : dikelolah dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.

III.    Ruang Lingkup Usaha Perhotelan
Hotel merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara (akomodasi) bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam tujuan, maksud serta keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili.
Hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang memiliki potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, social, budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat kegiatan spiritual dan lain-lain.
Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas.
Hotel diharapkan dapat mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat menciptakan suasana yang homogeny di tengah-tengah suasana yang heterogen di daerah di mana hotel berlokasi.

IV.    Fasilitas Usaha Hotel
Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang menurut Keputusan Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersialkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Kamar tidur (kamar tamu)
2. Makanan dan minuman
3. Pelayanan-pelayanan penunjang lain seperti :
    a. Tempat-tempat rekreasi
    b. Fasilitas olah raga
    c. Fasilitas laundry, dsb

Hotel merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya, dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tamu-tamunya selama 24 jam (untuk klasifikasi hotel berbintang 4 dan 5). Di samping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan.
Di samping itu seringkali disediakan sarana penunjang seperti: fasilitas olahraga, bisnis centre, kolam renang, musik hidup,dan jenis atraksi lainnya. Layanan yang ramah mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada setiap tamu.

                Adapun fasilitas yang di miliki hotel biasanya sebagai berikut :
-        Jasa penginapan
-        Pelayanan makan dan minum
-        Jasa laundry
-        Jasa bawa’an
-        Jasa penggunaan perabot dan lainnya
-        Jasa menyediakan kebutuhan bagi wisatawan yang bermalam di hotel


V.       Departemen Dalam Hotel

1.      Room Departement:
·           Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
·           Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
·           Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
·           Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu dan agen
·           Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan membersihkan kamar
·           Bellboy, memberikan pelayanan mengantar & membawa barang tamu
·           Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon

2.      Food & Beverage Departement:
·           Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pd F & B produksi
·           Steward, berfungsi membantu cook membersihkan peralatan dapur
·           Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pd tamu dan bertugas pada F & B service

3.      Accounting Departement:
·           General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bertugas pada back office
·           Income auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab atas pengendaliannya
·           Credit, berfungsi melakukan analisa kredit kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
·           Staff (accounting Receivable, Acconting Payable), berfungsi membantu pengadministrasian piutang dan hutang
·           Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
·           Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel

4.      Monor Departemen:
o    Operator, berfungsi memberikan pelayan telepon
o    Laundry, berfungsi memberikan pelayan laundry
o    Sport, berfungsi memberikan pelayanan fasilitas olahraga
o    Sauna dan lain-lain

5.      Fungsi Lain:
o    Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
o    Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
o    Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area luar kamar

VI.    Gambaran Umum Aktivitas Industri Perhotelan
Secara umum, ruang lingkup kegiatan subsektor industri hotel meliputi penyediaan jasa di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjangnya yang terdiri dari :
1.        Akomodasi (yaitu ruang inap beserta seluruh kelengkapannya)
2.        Perkantoran (yaitu ruang kantor beserta fasilitas komunikasi)
3.        Pusat perbelanjaan (yaitu ruang toko beserta fasilitas penunjangnya)
4.        Apartemen (yaitu ruang huni permanen beserta kelengkapannya)
5.        Sarana rekreasi dan hiburan (contoh restoran, kafe, kolam renang, pusat kebugaran, sauna, dan lain-lain)
6.        Sarana penunjang lainnya (contoh areal parkir, binatu, banquet, jasa boga, pusat layanan kegiatan bisnis, tranportasi, pemesanan tiket, perwakilan agen wisata, dan lain-lain)

Oleh karena seluruh kegiatan yang tersebut di atas umumnya terintegrasi dalam satu lokasi, maka pihak manajemen hotel biasanya menerapkan konsep responsibility center untuk mengukur dan mengakui pendapatan dan bebannya. Secara umum, pihak manajemen hotel membagi pengelolaan manajemen menjadi dua bagian yaitu:
1.        Penyedia jasa selaku profit center
2.        Pemelihara sarana dan prasarana selaku cost center.

          Dari segi status, pihak pengelola hotel dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1.        Hotel Owner
2.        Hotel Operator
3.        Hotel Franchisor
Dalam pelaksanaannya, status pihak pengelola hotel dapat terpisah-pisah seperti kategori di atas namun tidak tertutup kemungkinan satu pihak memiliki gabungan ketiga status tersebut.

VII. Istilah
1.      City Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian piutang usaha dari konsumen jasa hotel setelah yang bersangkutan meninggalkan hotel secara permanen (sudah check-out). Biasanya hal ini terjadi apabila ada lembaga lain yang bertanggung jawab atas pembayaran hotel, contoh: agen wisata, kantor, dan lain-lain.
2.      Guest Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian piutang usaha dari konsumen jasa hotel pada saat yang bersangkutan masih menginap di hotel (belum check-out).
3.      Hotel Franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini hotel owner.
4.      Hotel Operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional kegiatan hotel.
5.      Hotel Owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.





BAB II
PENGANTAR PARIWISATA
I.          Pariwisata
Apabila ditinjau secara etimologi (Yoeti, 1996) istilah pariwisata sendiri berasal dari bahasa sanksekerta yang memiliki persamaan makna dengan tour, yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”.
            - Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
            - Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris disebutkan tourism. Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek wisata yang merupakan ujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan memahami berbagai istilah kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan sebagai berikut:
1.      Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara;
2.      Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata;
3.       Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
4.      Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat  multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, pemerintah Daerah, dan pengusaha;
5.      Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;
6.      Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapt daya tarik wisata, fasilitas umum, silitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan;
7.      Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata
8.      Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata;
9.      Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan isatawan penyelenggaraan pariwisata.

II.       Wisatawan
1.      Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International Union of Offical Travel Organization (IOUTO,1967) pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO, 2004) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) untuk tujuan statistik, setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua kategori pengunjung yaitu:
2.      Wisatawan (Tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurangkurangnya selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut:
3.      a.  Pesiar (Leasure) untuk kepentingan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,  keagamaan dan olah raga
4.      b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi dan lain  sebagainya
5.       Pelancong (Exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
6.      Dari beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya tarik wisata, yang dalam hal ini adalah obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten Garut sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan. Sedangkan Departemen Pariwisata menggunakan definisi wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di
7.      tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu mencari pekerjaan. Bedasarkan pengertian tersebut wisatawan dibagi menjadi dua yaitu:
8.      Wisatawan Nusantara (dalam negeri)
9.      Definisi wisatawan dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO, 2004) adalah penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di dalam wilayah negara tersebut, namun diluar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat yang dikunjungi tersebut.
10.  Wsatawan Mancanegara
11.  Pengertian wisatawan mancanegara (BPS, 1994) didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan diluar negara tempat tinggal biasanya selama kurang dari 12 bulan dari negara yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh penghasilan.

III.    Komponen Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan atau usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa serta fasilitas yang diperlukan guna melayani wisatawan. Kegiatan dan pengembangan pariwisata mencakup segi-segi kehidupan masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, pelayanan dan lain-lain (Muasanef, 1995). Untuk melihat perjalanan kepariwisataan secara menyeluruh terdapat komponen-komponen pariwisata yang mempengaruhinya. Komponen pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu kompnen penawaran (supply) dari pariwisata dan komponen permintaan (demand) dari pariwisata. Dalam  pengembangan pariwisata terdapat sistem keterkaitan antara komponen sediaan (supply) pariwisata dan komponen permintaan (demand) dalam hal ini pengunjung ataupun wisatawan domestik maupun mancanegara.
1.         Komponen sediaan ( supply ) pariwisata
Penawaran atau supply pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada pengunjung. Penawaran dalam pariwisata menunjukan atraksi wisata ilmiah dan buatan, jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi obyek suatu negara (Wahyono, 2006). Sediaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya. Komponen sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi, servis/pelayanan, transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
Ø  Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
Ø  Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut.
Ø  Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
Ø  Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
Ø   Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk.
Pendapat lain tentang komponen sediaan pariwisata oleh Peter Mason yang menyatakan bahwa komponen produk wisata terdiri atas tiga komponen yaitu daya tarik, fasilitas dan aksesibilitas sehingga dalam pengembangan pariwisata berdasarkan pada tiga komponen tersebut.
a.         Daya tarik wisata
b.        Fasillitas wisata
c.         Aksesibilitas
Sedangkan menurut direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia, menyebutkan berkembangnya pariwista sangat tergantung pada empat faktor yaitu, Attraction (daya tarik), amenities (fasilitas), accessibiliti (kemudahan dalam mencapai) dan adanya tourist organization (organisasi pariwisata).
1.        Atraction (daya tarik) dapat dibedakan menjadi :
a.    Site attractions (tempat, misalnya tempat yang dengan iklim yang baik,  pemandangan indah ataupun tempat-tempat bersejarah
b.    Event attractions (kejadian/peristiwa) misalnya konggres, pameran ataupun peristiwa-peristiwa olahraga, festifal.
2.        Amenities (fasilitas) yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, hiburan, transport lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian di tempat pariwisata tersebut serta alat-alat lain untuk komunikasi.
3.        Accessibility (kemudahan dalam mencapai) yang dimaksud adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedianya transport ke lokasi tersebut secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
4.         Tourist organization, untuk menyusun suatu kerangka pengembangan pariwisata, mengatur industri pariwisata serta mempromosikan daerah itu sehingga di kenal orang.
2.         Komponen permintaan (demand) pariwisata
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping adanya komponen sediaan tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan. Permintaan atau demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang sebenarnya (Wahab,1995). Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan (demand) adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler Organization (IUOTO,1967), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
3.         Konsep Produk Wisata Beserta Komponen-komponennya
Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alami, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jenis jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya, jasa  masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya, dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut dan sebagainya.
Produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat semula (Suwantoro, 2007) Menurut Yoeti (2000), yang dimaksud dengan hasil (product) industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Produk wisata sendiri terdiri dari berbagai unsur-unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan yaitu:
1.        Tourist object atau obyek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang mampu menarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut
2.         Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran dan rekreasi.
3.        Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal dari wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke obyek-obyek wisata.
Sedangkan Guna membagi produk wisata terdiri atas atraksi, servis/pelayanan, transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
1.        Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
2.        Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas restoran/rumah makan, aen perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan brang-banrang khas daerah tersebut.
3.        Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
4.        Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5.        Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk.

4.         Obyek dan Daya Tarik (atraksi) Wisata
Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources tourism services. tourism resources disebut juga dengan istilah attrative spontnee atau tourist attraction, dikenal dengan istilah obyek dan daya tarik wisata, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau berkunjung ke tempat tersebut.
Atraksi juga biasa disebut sebagai kepikatan, yaitu segala sesuatu yang terdapat di obyek wisata yang menjadi daya tarik sehingga orang berkunjung ke tempat tersebut (Nursusanti, 2005). Atraksi wisata merupakan pendorong awal atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan kunjungan. Atraksi adalah penggerak pariwisata, tanpa atraksi wisata tidak ada pariwisata sehingga obyek dan daya tarik wisata merupakan unsur paling didalam menyusun suatu produk wisata (Nursusanti, 2005). Jadi Obyek dan daya tarik wisata sudah termasuk dalam produk industri pariwisata.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, maka obyek dan daya tarik wisata terbagi menjadi:
a.         Obyek dan daya tarik alam
b.        Obyek dan daya tarik wisata budaya
c.         Obyek dan daya tarik minat khusus
Obyek dan daya tarik wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Ada beberapa komponen yang dapat menarik kedatangan wisatawan untuk menikmati atraksi yang ditawarkan oleh obyek wisata yaitu:
·           Berpesiar, misalnya berkeliling daerah selama berhari-hari dengan karavan, motor, mobil, sepeda, perahu, kapal pesiar dan lain sebagainya.
·           Aktivitas, misalnya kegiatan berburu, menembak, memancing, berselancar, mendaki gunung, bersepeda, berperahu kano, ski air, hiking dan sebagainya
·           Struktur buatan manusia (man made structure), misalnya etnis agama, bangunan bangunan yang megah, taman-taman yang indah, arsitektur dan arkeologi, galeri dan museum dan sebagainya
·           Fisik alam, biasanya merupakan obyek wisata alam, seperti gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau, pantai, lembah kawah dan sebagainya.
·           Peristiwa atau acara khusus, seperti konteks olahraga, pagelaran seni dan budaya, pameran dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata untuk periode singkat.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka obyek dan daya tarik wisata harus mencerminkan ciri khas dari alam dan budaya derah serta pengembangannya harus memperkuat pencerminan itu.

5.     Fasilitas Wisata (Sarana dan Prasarana)
Sarana dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan wisata maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif, lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana dan prasarana wisata yang dimaksud.
Sarana pariwisata sebagai ujung tombak wisata kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada wisatawan pada adanya kegiatan perjalanan wisata. Adapun sarana tersebut sebagai berikut:
·           Akomodasi
Akomodasi adalah mata rantai kegiatan wisata. Perhotelan tidak dapat dipisahkan dari pariwisata. Tanpa kegiatan kepariwisataan dapat dikatakan akomodasi perhotelan akan lumpuh, sebaliknya, pariwisata tanpa hotel merupakan suatu hal yang tidak mungkin, apalagi bila kita berbicara pariwisata sebagai suatu industri.
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati obyek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan tentang pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.
·           Tempat Makan dan Minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung, hal tersebut sangat penting bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas tersebut atau bisa saja tujuan utamanya menikmati makanan khas itu saja. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan fariasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat makanannya. Biasanya lokasi dikaitkan dengan akomodasi dan rute perjalanan wisatanya.
·           Tempat Belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian pengeluaran pengeluaran wisatawan di distribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam penyediaan fasilitas berbelanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barangbarang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasinya yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat harga yang relatif terjangkau.
·           Fasilitas umum di lokasi obyek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji dalam penelitian umum adalah fasilitas yang biasa tersedia di tempat rekreasi seperti:
1.        Tempat parkir
2.        WC umum
3.        Musholah/masjid
4.        Sarana informasi dan papan petunjuk arah
5.        Sarana rekreasi dan taman bermain
6.        Telepon umum
Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Dalam hubungannya jenis dan mutu pelayanan saran wisata didaerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional mapun secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya. Prasarana wisata yaitu sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya didaerah tujuan wisata. Prasarana m dasar melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata seperti: jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, bank dan sebagainya. Didalam membangunnya perlu disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi serta lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata diperlukan koordinasi yang mantap antar instansi terkait bersama dengan instansi pariwisata diberbagai tingkat.
Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi ditingkat perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi ditingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan pariwisata.
Aksesibilitas
Aksebilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata dengan berbagai daerah tujuan wisata Terkait dengan sistem pergerakan pada sistem transportasi di suatu wilayah. Hal ini berbeda dengan industri munafaktur, dimana barang (produknya) dapat dikirim ke konsumen maka dalam pariwisata konsumen (wisatawan) harus datang ke daerah dimana terdapat produk wisata untuk mengkonsumsi produk-produk wisata tersebut terutama obyek dan daya tarik wisata. Oleh karena itu tingkat kemudahan pencapaian ke arah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah wisata. Jarak dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke dalam wisata merupakan hal terpenting. Jenis, volume, tarif dan frekuensi moda angkutan ke dan dari daerah wisata akan berpengaruh kepada jumlah kedatangan wisatawan. Kenyamanan selama perjalanan menuju daerah wisata dan kawasan wisata tersebut harus diperhatikan.
Promosi dan Informasi
Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu produk wisata yang dilakukn oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan seseorang yang telah menikmati suatu produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna di jadikan media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dipercaya kebenarannya (Yusuf, 2003). Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran pentimg dalam melakukn promosi terhadp suatu obyek dan daya tarik wisata, secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion). Pada dasarnya promosi dilakukan dengan tujuan memberitahukan informasi kepada konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk promosipun dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda yakni dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho, spanduk, brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan tujuan memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan memberi tahu . Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Baik promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam proses pengembangan obyek wisata Situ Bagendit, karena dengan adanya promosi serta informasi tentang obyek wisata Situ Bagendit maka orang akan mengetahui dan secara tidak langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap obyek wisata tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan berkunjung ke obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh.

Pengembangan Produk Wisata
Pengembangan produk wisata merupakan pengembangan dari komponenkomponen produknya. Adapun yang dimaksud dengan pengembangan produk adalah upaya menciptakan produk menjadi lebih baik dan berbeda dari sebelumnya (membuat produk menjadi lebih baru).
Pengembangan produk wisata lebih diartikan sebagai penambahan komponen-komponen produk wisata yang telah berada disuatu obyek wisata. Pengembangan itu sendiri mampu memberikan segi pelayanan yang sesuai dengan selera wisatawan. Kurangnya usaha pengawasan dan pengendalian dibeberapa obyek wisata menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk wisata yang ada. Oleh karena itu dalam pengembangannya produk wisata sangat penting untuk peningkatkan kualitas produk wisata perlu dilakukan untuk memperbaiki citra bahwa “Produk wisata itu murah, oleh karena itu kualitasnya jelek” menjadi “ Produk wisata cukup berkualitas walaupun harga yang ditawarkan relatif murah
(Nursusanti, 2005).
Untuk memperoleh jenis-jenis atau produk kegiatan apa yang akan dikembangkan di suatu obyek wisata dilakukan dua cara pendekatan, yaitu:
1.      Menetapkan jenis produk kegiatan itu berdasarkan pendekatan fungsional normatif yaitu memilih jenis kegiatan yang diperkirakan dapat meningkatkan citra pariwisata kawasan atau obyek wisata tersebut. Pemilihan jenis muncul sebagai suatu proses kreatif yang ingin memberikan atraksi pariwisata lebih menarik. Selanjutnya jenis atau produk wisata ini dipromosikan agar dapat menciptakan suatu pemasaran dan daya tarik wisata yang baik.
2.      Menelusuri aspirasi dan kehendak para pelaku kegiatan pariwisata dan kemudian merumuskan secara button up ke dalam jenis produk kegiatan yang cocok dengan watak wisatawan yang membutuhkannya





BAB III
PUBLIC RELATIONS
 
I.          Pengertian
                  Public Relations(PR)
Public Relatios (PR) adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya “ (Ardianto,2004: 3)
Pengertian lain dari PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan publiknya.
Public Relations dan Penanganan Krisis Kepercayaan Serta Turunnya CitraPerusahaan Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini dengansengaja diciptakan agar memberikan nilai positif. Nilai positif sangat diperlukanbagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari publik agareksistesnsi dari perusahaan dapat terus berlanjut. Saat terjadi krisis kepercayaandan menurunnya citra perusahaan, peran PR sangat dibutuhkan oleh perusahaan.Untuk lebih jelas mengetahui peran PR dalam menangani krisis kepercayaan danmenurunnya citra perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
II.       Persyaratan Menjadi Public Relations (PR)
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin menjalankanfungsi PR, diantaranya yaitu :
1.         Ability to communicate 
(kemampuan berkomunikasi)Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk lisan dan tulisan, yakni seorang PR harus mampu berbicara di depan umum, seperti dapatmelakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan faktadan data, dan dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai sumberberita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat Press Release, menulislaporan, membuat naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep iklanlayanan masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk komunikasitulisan lainnya.
2.         Ability to organize 
(kemampuan manajerial atau kepemimpinan)Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagaikemampuan mengantisipasi masalah dalam dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untukmenyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya.

3.         Ability to get on with people 
(kemampuan bergaul atau membina relasi)Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus mampu berhubungan dengandan bekerjasama dengan berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang baikdengan orang-orang yang berbeda atau sama tingkatannya.

4.         Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)
Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus memiliki kredibilitas yangtinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orangyang memiliki kepribadian utuh atau jujur.

5.         Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang PR harus memilikiwawasan yang luas, mengetahui benang merah persoalan serumit apapun.
III.    Tujuan Universal Public Relations
Public Relations  memiliki tujuan yang universal diantaranya, yaitu :
1.         Menciptakan public understanding(pengertian publik).
Pengertian belum berarti persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan. Di sini public memahami organisasi/perusahaan tersebut dalam masalahproduk/jasa, aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku manajemen, dsb.
2.         Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik  terhadap perusahaan).
3.         Menciptakan public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap perusahaan) baik itu dalam bentuk material maupun spiritual.
4.         Menciptakan public Coorperation (adanya kerjasama dari publik terhadap perusahaan).
IV.    Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations
F u n g s i
Fungsi dari PR adalah sebagai berikut :
1.        Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitandengan perusahaannya.
2.        Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umumyang timbul.
3.        Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

Kegiatan utama dari PR adalah sebagai berikut :
1.        Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasi
2.        Berurusan dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya
3.        Memantau pengetahuan, pendapat, sikap dan prilaku didalam dan diluar organisasi. 
4.        Menganalisis pengaruh kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.
5.        Menyesuaikan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan perusahaan
6.        Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dalam pembuatankebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan perusahaan.
7.        Membangun dan memelihara hubungan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya
8.        Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikapdan perilaku di dalam dan diluar organisasi.
9.        Menciptakan hubungan baru dan atau memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.




BAB IV
SANITASI HOTEL

I.          PENGERTIAN DAN PERANAN HIGIENE DAN SANITASI HOTEL
Hotel dapat diartikan sebagai tempat menginap bagi umum yang dikelola secara komersil, terdiri dari beberapa kamar dan menyediakan juga makanan/minuman. Selain itu, kebersihan dan kesehatan hotel juga sangat mempengaruhi minat para wisatawan. Karenanya, kebersihan ini akan dapat membantu meningkatkan kepariwisataan di Indonesia. Di Indonesia dikenal juga tempat yang sejenis dengan sebutan yang berbeda tapi mempunyai fungsi yang sama hanya agak berbeda dalam fasilitas dan pelayanaannya misalnya, Losmen, Penginapan, Wisma,dll.
Dalam industri kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang bergerak dalam bidang jasa dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut dapat memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan suasana yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan Higiene dan Sanitasi pada semua department.Higiene merupakan usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Sedangkan Sanitasi berarti usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Penerapan Higiene dan Sanitasi perlu dilakukan diantaranya penerapan Higiene Sanitasi Kitchen Department, peralatan dapur, karyawaan dapur, serta penerapan Higiene Sanitasi makanan dan minuman karena dapur adalah tempat mengolah suatu makanan, untuk itu para juru masak yang bertugas harus benar-benar memperhatikan segala sesuatu yang akan dikerjakan dan dihasilkan, sehingga segala sesuatu yang dijual kepada tamu baik berupa makanan dan minuman adalah hasil pilihan dan olahan yang baik.
Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak positif sebagai tempat istirahat yang baik dan kesenangan hidup juga dapat menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan masyarakat misalnya, para wisatawan juga dapat membawa penyakit yang belum ada didaerah yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai, seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
1)      Peranan Pisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi : kebersihan air, makanan-minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta bebas dari ganguan serangga dan binatang pengerat (Tikus).
2)      Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel. Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety dan Privacy.
II.       MANFAAT SANITASI HOTEL
Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu :
·            Manfaat dari segi kesehatan
·            Menjamin lingkungan kerja yang saniter.
·            Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental
·            Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja
·            Mencegah terjadinya kecelakaan.
·            Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel
·            Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
·            Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
III.    KLASIFIKASI
1.         Sasaran Sanitasi Hotel
Pada Umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi“Lodging” dan sanitasi “Catering”.
·           Sanitasi Lodging
Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan kerumahtanggaan ( House Keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti halaman, sampah, pembuangan air kotor, dll Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :
·           Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir, pertamanan, pembuangan sampah, pembuangan air kotor.
·           Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi umum, sanitasi kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornament
·           Sanitasi Catering
o    Catering dalam kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan yang diolah dan dihidangkan dalam sebuah hotel. Kegiatan catering ini bisa berupa penyediaan makanan dan minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan untuk diluar hotel (Outside catering).Pada umumnya pengawasan ini diperlukan untuk mencegah tersebarnya bermacam – macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat ditujukan pada :
Keadaan bahan makanan, dengan persyaratan :
-            Sayur–mayur, buah–buahan harus segar dan tidak busuk.
-            Bahan makanan kaleng harus dicek kemungkingan ada kebocoran.
-            Bahan pembuat kue(tepung, pewarna) bebas dari serangga dan disimpan dengan baik.
Cara menyajikan :
·            Gunakan alat makanan yang bersih.
·            Meja makan dan lantai ruangb makan besih, terlihat tidak ada lalat.
·            Cukup pencahayaan alam /buatan.
·            Pengambilan makanan melalui jendela khusus dari tempat penyimpanan makan masuk agar bebas lalat/serangga.
·            Dinding ruang berwarna terang.
·            Pintu ruangan dapat menutup sendiri sebagian tertutup dengan kawat kasa.
·            Persyaratan yang lainnya :
o    Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
    •  Pakaian karyawan catering harus bersih dan ganti setiap dan ini disediakan oleh pesusahaan/hotel dengan dilengkapi penuitup kepala.
    • Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung pintunya dengan dapur.
    •  Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan pribadi dari setiap karyawan. Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan dari fasilitas yang ada dalam hotel seperti : Lap makan, kamar, bowl wc dan dapat digunakan semacam segel sanitasi kertas.
a.    Sasaran sanitasi di wilayah luar bangunan hotel
Adapun tempat-tempat diluar bangunan hotel yang perlu diperhatikan dalam penerapan higiene dan sanitasi hotel, antara lain :
1.         Tempat parkir
·         Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel sebagai patokan untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat parkir.
·         Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton, sehingga tidak becek pada waktu hujan dan tidak berdebupada waktu musim kemarau.
·         Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.
·         Perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas untuk mencegah terjadinya kesemrawutan.
·         Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan urinoir
2.         Pertamanan dan pertanaman
Yang dimaksud disini ialah sebidang tanah yang ditanami oleh berbagai macam tanaman dengan maksud untuk memperindah pemandangan, mencegah terjadinya erosi, menjaga kesegaran udara.
3.        Penyediaan air
Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi persyaratan standart sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No. 416/Menkes/PU/IX/1990).Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari :
·         Air ledeng ( PAM)
·         Air tanah (Sumur bor)
-            Kombinasi air ledeng dan air tanah
Di hotel besar yang bertaraf internasional, diutamakan mendapatkan air ledeng yang telah melalui pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan mengebor tanah di halaman sekitar hotel hanya digunakan bila sangat diperlukan yaitu :
·       Sebagai “Make up water” (Penambahan air pada waktu–waktu air ledeng macet). Sebagai penambah air apabila leideng tidak mampu.
Seyogyanya setiap hotel mempunyai “Reservoir” sebagai tempat untuk menyimpan air, baik air yang berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu diperhatikan ialah air yang berasal dari sumur bor yang kualitasnya harus selalu dipantau sehingga memenuhi standar persyaratan.
·       Mengingat penyediaan air untuk hotel terutama hotel internasional dibutuhkan air yang benar-benar berkualitas tinggi dan diperlukan adanya air panas disemua kran–kran di kamar mandi maka diadakan langkah – langkah sebagai berikut :
a.         Semua jenis air yang diperoleh dari berbagai macam sumber air ( air ledeng, air sumur bor ) diadakan pengolahan kembali yang dimaksud ialah :
1.   Pengendapan (Sedimentation)
Agar segala jenis kotoran yang mungkin ada di dalam air mengendap. Untuk membantu proses pengendapan ini dapat digunakan zat koagulasi untuk mengumpulkan partikel–partikel kotoran sehingga mudah diendapkan.
2.   Penyaringan
Kotoran–kotoran yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang–layang dalam air dapat ditangkap oleh filter ( Saringan). DisinfeksiBila air telah melalui saringan dan secara fisik telah bersih, misal perlu dilakukan disinfeksi untuk membunuh kuman–kuman yang kemungkingan masih ada dalam air tersebut. Zat disinfektan yang digunakan yang biasannya digunakan ialah zat chlor ada juga dengan mengunakan ozon ( O3) dengan menggunakan alat tertentu.
4.        Pembuangan Sampah
Secara umum cara – cara penanganan sampah meliputi 4 kegiatan, yaitu :
·           Penampungan
·           Pengumpulan
·           Pengangkutan
b.    Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel
Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi sanitasi umum, sanitasi kamar dan lain-lain.
1.        Sanitasi umum
Sasaran sanitasi umum ini meliputi Bangunan/gedung hotel. Harus kuat/kokoh, tidak memungkinkan senagai tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus, penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, konstruksi lantai bersih dan tidak licin, bagian yang selalu kontak dengan air dibuat miring ke arah saluran pembuangan air agar tidak membentuk genangan air, dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus kedap air
·           Atap. Harus kuat dan tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
·           Langit-langit. Tinggi dari lantai minimal 2,5 meter.
·           Pintu. Dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengan baik serta dapat mencegah masuknya binatang pengganggu.
·           Pencahayaan.
Adapun pembagian-pembagiannya sebagai berikut :
-       Ruang untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux
-       Lampu tamu > 60 lux
-       Lampu tidur > 5 lux
-       Lampu baca > 100 lux
-       Lampu relax > 30 lux
2.        Sanitasi kamar
Kamar merupakan suatu bagian dari hotel yang sangat penting agar para tamu bebas dapat beristirahat dan melakukan apa saja tanpa terganggu.
 
Syarat sanitasi kamar hotel meliputi :
a.         Kebersihan umum
Kebersihan dan persyaratan fasilitas yang tersedia dalam kamar.   
·         Kebersihan umum
Kamar harus selalu dibersihkan oleh karena kamar dapat dikotori oleh debu, zat kimia bahkan lumut, jamur atau kuman. Pengotoran oleh debu dapat dihilangkan dengan jalan menyapu dan membersihkan ruangan termasuk perabotan kamar yang ada secara rutin. Pengotoran oleh zat kimia misalnya noda-noda pada lantai, dinding, taplak meja dan lain-lain dibersihkan dengan memakai zat kimia tertentu yang dapat dipakai untuk menghilangkan noda-noda tersebut. Sedangkan pengotoran oleh lumut atau cendawan dapat terjadi apabila dalam keadaan lembab, ini dapat dicegah dengan mencari sumber terjadinya kelembaban tersebut kemudian diperbaiki.
·        Kebersihan dan persyaratan fasilitas dan peralatan kamar
Fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan dalam kamar antara lain :
a.           WC/Urinoir
Pada umumnya, disuatu hotel terutama yang bertaraf internasional WC biasanya tidak berdiri sendiri tetapi bersama –sama dengan urinoir dan kamar mandi berada dalam satu unit ruangan tersendiri yang disebut toilet room dan biasanya berada dalam kamar.
Persyaratan untuk WC/urinoir :
-            Bersih dan tidak berbau
-            Tipenya harus water seal (closet) dan dilengkapi tempat cuci tangan.
-            Pada hotel yang bertaraf internasional perlu dilengkapi kertas toilet
-            Harus di disinfeksi baik di lantai maupun bagian luar dari howl toiletnya tiap kali tamu check out.
b.          Kamar mandi
Persyaratan untuk kamar mandi :
Ø  Bersih dan tidak berbau
Ø  Lantai tidak boleh licin
Ø  Dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak merembeskan air
Ø  Dinding kamar mandi harus dari bahan kedap air
Ø  Bila memakai bath tubo perlu di lengkapi dengan shower, kran air dingin dan panas, tirai penutup dan keset kaki serta di lengkapi kaca toilet.
c.          Tempat tidur Penerangan
o   Tempat Tidur
Secara umum, persyaratan untuk kamar tidur sebagai berikut :
·            Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau.
·             Bebas dari kuman-kuman patogen.
·             Bersih dan tertata rapi.
·             Suhunya sekitar 18-28 0 c.
·             Kelembaban sekitar 40-70 %
·            Dinding, pintu, jendela yang tembus pandang atau cahaya dilengkapi dengan tirai.
o   Penerangan
Persyaratan untuk penerangan kamar :
·            Harus dapat memberikan suasana tenang.
·            Tidak menyilaukan.
·            Untuk beberapa jenis lampu tetentu perlu dipasang kop lampu agar sinarnya tidak langsung menyinari tempat tidur.
Intensitas cahaya yang diperlukan adalah sebagai berikut :
o     Lampu untuk pintu masuk : 25-40 watt
o     Lampu langit-langit kamar : 100 watt
o     Lampu untuk tirai : 40 watt
o     Lampu meja kamar : 40-60 watt
o     Lampu baca : 40 watt
o     Lampu tidur pojok : 25 watt

IV.    Sanitasi dan Hygiene
  1. Hygene
Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima.
Putu Sudira (1996:17) berdasarkan buku Theory of Catering dimana dikemukakan bahwa : Hygiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Seorang juru masak disamping harus mampu mengolah makanan yang enak rasanya, menarik penampilannya, juga harus layak dimakan. Untuk itu makanan harus bebas dari bakteri atau kuman penyakit yang membahayakan kesehatan manusia, sedang Sanitasi lebih memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan.
Menurut Shadily (1989:289) “Hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedang sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Perbedaan dari sanitasi dan hygiene adalah hygiene lebih mengarahkan aktivitasnya pada manusia, sedangkan senitasi lebih menitik beratkan pada faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha senitasi dan hygiene adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Hygiene sebagaimana yang dijelaskan Soekresno (2000:3) dapat dikelompokkan sebagai berikut ;
Ruang lingkup sanitasi dan hygiene di tempat kerja meliputi :
-          Hygiene perorangan
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan makanan adalah hygiene perorangan dalam hal ini petugas atau karyawan yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang dan sesudah bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun adalah makanan yang aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau lainnya yang mungkin bisa timbul dari rangkaian kegiatan tersebut.
Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi karyawan (penjamah makanan) tersebut. Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh yang meliputi :
o    Mandi dengan teratur, bersih dan sehat sebelum memasuki ruangan dapur
o    mencuci tangan sebelum dan sesudah menjamah makanan
o    kuku dipotong pendek dan tidak di cat(kutex),
o    rambut pendek dan bersih (selalu memakai karpus (topi khusus juru masak  atau penutup kepala lainnya.
o    wajah; tidak menggunakan kosmetik secara berlebihan
o    hidung; tidak meraba-raba hidung sambil bekerja dan tidak menyeka wajah dengan menggunakan tangan tetapi menggunakan sapu tangan,
o    mulut; menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak merokok saat mengolah makanan, jangan batuk menghadap makanan, tidak mencicipi makanan langsung dari alat memasak
o    kaki; mempergunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai, kaos kaki diganti setiap hari, kuku jari harus dipotong pendek..
-          Hygiene Makanan
A.    Personal Hygiene
1.        Pemeriksaan Kesehatan Sebelum seseorang diterima sebagai karyawan, sebaiknya diadakan pemeriksaan kesehatan orang tersebut. Karena bila orang tersebut menderita penyakit yang menular, misalnya penyakit TBC maka orang tersebut dapat merupakan pembawa bakteri TBC. Di samping itu, pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan sebaiknya dilakukan minimal sekali setiap tahun agar dari hasil pemeriksaan tersebut, karyawan yang terkena penyakitdapat diobati terlebih dahulu sebelum dipekerjakan kembali.
2.        Kebersihan Tangan dan Jari Tangan.
Tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang vital untuk mengerjakan sesuatu dalam penyelenggaraan makanan, dan melalui tangan pula makanan banyak terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan perlu mendapatkan prioritas tinggi. Dianjurkan agar setiap kali keluar dari kamar mandi atau kamar kecil sebaiknya tangan dibersihkan dengan air hangat dan sabun, lalu dikeringkan dengan serbet kertas (tisu) untuk tangan atau dengan menggunakan alat mesin pengering tangan (hand dryer).
Karyawan yang menyelenggarakan makanan secara langsung tidak diperbolehkan menggunakan cincin, baik yang bermata maupun tidak, juga jam tangan karena bakteri-bakteri dapat tertinggal di cincin yang tidak mungkin dapat dibersihkan pada saat bekerja. Jam tangan tidak boleh digunakan karena akan rusak terkena uap panas atau air pada waktu mencuci bahan makanan. Kuku harus dipotong pendek karena sumber kotoran/ penyakit, serta tidak perlu mengunakan pewarna kuku yang kemungkinan besar akan mengelupas dan jatuh ke dalam makanan.
Sewaktu mencicipi makanan yang telah matang harus menggunakan sendok dan bila makanan tersebut diporsikan harus menggunakan alat pengambil, misalnya sendok, penjepit, garpu. Namun, bila situasi tidak memungkinkan menggunakan alat tersebut, dianjurkan menggunakan sarung tangan dari plastic transparan yang tipis dan sekali pakai.
3.        Kesehatan Rambut
Pencucian rambut dilaksanankan secara teratur karena rambut yang kotor akan menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala yang dapat mendorong karyawan untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan kotoran-kotoran dari kepala jatuh beterbangan ke dalam makanan serta kuku menjadi kotor. Pada saat bekerja para karyawan diharuskan menggunakan tutup kepala (hair cap).
4.        Kebersihan Hidung
Selama bekerja usahakan jangan mengorek hidung karena pada hidung manusia terdapat banyak sekali bakteri. Dalam keadaan terpaksa, pergunakan sapu tangan atau tisu yang langsung dapat dibuang. Setelah itu, tangan harus dicuci. Apabila bersin, hidung harus ditutup dengan sapu tangan sambil wajah dipalingkan dari makanan yang sedang dipersiapkan, untuk menghindari bakteri-bakteri yang berasal dari hidung.
5.        Kebersihan Mulut dan Gigi
Dalam rongga mulut terdapat banyak sekali bakteri terutama pada gigi yang berlubang. Apabila ada makanan yang terselip diantara gigi, jangan sekali-kali membersihkannya dengan jari tangan, tetapi pergunakan tusuk gigi. Membersihkan gigi jangan pada saat sedang menyiapkan makanan. Periksalah gigi secara teratur ke poliklinik gigi. Pada saat batuk mulut harus ditutup dengan tisu dan wajah dialihkan dari arah makanan.
6.        Kebersihan Telinga
Lubang telinga sebaiknya dibersikan secara teratur karena kalau kotor akan membuat telinga menjadi kotor dan gatal serta mendorong seseorang memasukkan jari-jari tangannya ke lubang telinga.
B.     Hygiene Perlengkapan Karyawan
1.    Pakaian Karyawan
Pakaian yang digunakan di dapur harus pakaian khusus. Pegawai hotel biasanya berganti pakaian di loker. Seragam karyawan ini harus diganti setiap hari karena pakaian yang kotor merupakan tempat bersarangnya bakteri. Pakaian di dapur selayaknya dipilih model yang dapat melindungi tubuh pada waktu memasak, mudah dicuci, berwarna terang/putih, terbuat dari bahan yang kuat, dapat menyerap keringat, tidak panas dan ukurannya tidak begitu ketat sehingga dapat mengganggu pada waktu bekerja.
2.    Sepatu
Sepatu yang digunakan adalah sepatu kerja, artinya haknya pendek, tidak licn, ringan dan enak dipakai, karena selama bekerja di dapur karyawan tidak boleh duduk.
Apabila sepatu yang digunakan karyawan kurang enak maka karyawan akan lekas lelah atau sakit pada jari-jari kakinya. Hal inilah yang dapat menyebabkan nilai standar hygiene menurun.
Dengan standar hygiene personal yang tinggi seorang karyawan dapat menyadari bahwa yang dilakukannya adalah menyangkut kesehatan orang banyak dan dalam hal ini ia telah dapat mencegah/mengurangi salah satu sebab terjadinya keracunan makanan.
Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur, buah. Sedang bahan hewani berasal dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain. Bahan makanan hewani lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan makanan nabati. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak ditemukan teknik pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut. Penyimpanan bahan makanan dikelompokkan berdasarkan ;
o    Bahan tahan lama (Groceries)
      Bahan tahan lama; beras, gula, bumbu kering, minyak goreng, dan makanan dalam kaleng atau botol
o    Bahan mudah rusak (Perishables)
     Bahan ini sebagian besar terdiri dari bahan makanan segar dan mudah rusak seperti : sayuran dan buah segar, telur , susu segar, daging dan unggas, ikan dan hasil laut lainnya.
-          sanitasi dan hygiene tempat kerja
Pakaian kerja harus dalam kondisi bersih dan rapi. Tidak menggunakan aksesoris secara berlebihan dan menggunakan pengharum badan yang baunya tidak terlalu tajam dan menyengat…saat akan menyajikan makanan, makanan terlebih dahulu kami periksa, untuk menghindari adanya kotoran seperti debu atau rambut pada makanan.
-          sanitasi dan hygiene barang dan peralatan
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa jika hygiene menitik beratkan pada kesehatan dan kebersihan perorangan dan makanan, sedang sanitasi menitik beratkan pada peralatan dan lingkungan kerja.
V.       SANITASI DAN  HYGIENE DALAM KEGIATAN FOOD AND BEVERAGE

      Usaha sanitasi dan usaha Food & Beverage mempunyai hubungan yang erat dan bekerja sama terutama dalam bidang peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan dan minuma.
Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah membusuk, seperti: daging, ikan, susu, telur, makanan dalam kaleng, dan minuman yang mengandung CO2. Sedangkan Food Sanitation membahas “six principles of food sanitation” diantaranya:

1.        Cara penyimpanan bahan makanan
2.        Cara pengolaha
3.        Tempat pengolahan
4.        Tenaga pengelolaan makanan
5.        Cara pengangkutan makanan
6.        Cara penyajian makanan
Kegiatan hygiene dan sanitasi makanan di dalam sebuah hotel mencakup wilayah-wilayah dimana makanan itu diolah, dipersiapkan, disimpan, dan dihidangkan, meliputi:
a)         Food Production Areas Sanitation
b)        Food Storage Areas Sanitation
c)         Food Service Areas Sanitation
Di samping daerah-daerah tersebut, perlu adanya pengawasan dari tenaga penjamah makanan (food handler) dan cara penjamahan (food handling).
A.       Food Production Areas Sanitation
Pada bagian dapur yang perlu diawasi tentang sanitasi dan hygiene adalah tempat-tempat dimana makanan itu diolah (food production areas), karena tempat ini sebagai:
1.    Tempat mengolah segala macam makanan dan minuman;
2.    Tempat penghasil sampah, yang sebagian besar terdiri dari sampah basah dan sisa-sisa makanan yang mudah membusuk dan menimbulkan bau busuk.
3.    Tempat mempersiapkan segala jenis makanan dan minuman yang memerlukan cara penjamahan yang baik (proper food handling procedure);
4.    Tempat bekerja karyawan kitchen (cook) atau para food handler yang perlu mendapatkan pengawasan khusus tentang kesehatan fisiknya maupun mental serta keadaan kebersihan individunya;
5.    Tempat alat-alat pengolahan makanan, alat makan, dan minum serta fasilitas lainnya yang memegang peranan penting sebagai media penularan penyakit atau keracunan makanan;
6.    Tempat terdapatnya pembawa basil (carrier) di antara food handler akan membahayakan bagi para tamu atau karyawan lain
Dapur yang memenuhi syarat kebersihan adalah sebagai berikut:
·           Selalu dalam keadaan bersih
·           Mempunyai cukup persediaan air bersih untuk mencuci bahan makanan
·           Mempunyai tempat sampah
·           Alat-alat dapur selalu dalam keadaan bersih
·           Mempunyai ventilasi yang cukup guna memasukkan udara segar serta mengeluarkan asap dan bau yang kurang sedap
·           Mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan yang baik, artinya tidak sampai tercemar debu dan menjadi sarang tikus
·           Tidak meletakkan zat-zat berbahaya (insektisida) berdekatan dengan bumbu dapur atau bahan makanan
1.        Pembagian Seksi Dapur (Kitchen Section)
Entremetier : bagian yang membuat garnish atau pelengkap hidangan utama, seperti: sayuran, kentang, mie dan lain-lain
Garde manger : bertugas membuat hidangan pembuka dingin,irisan daging, unggas, salad dan saos dingin.
Poisonner : membuat segala macam hidangan dari ikan yang dibakar, dipanggang
Potage : membuat segala macam sup yang disajikan dingin atau panas
Saucier : membuat segala macam saos yang disajikan digin atau panas
Bakery : membuat segala macam roti
Butchery : bagian yang mempersiapkan atau memotong daging sebelum dikirim ke dapur untuk proses pengolahannya.
Cold pantry : bagian yang membuat atau mempersiapkan buah segar, juice, jam, keju dan yogurt.
Hot pantry : bagian yang membuat kopi, teh, cream,susu, susu skim dan telur rebus.
2.        Pantry Sanitation
Hal-hal yang harus diawasi dalam pantry adalah:
-          Bahan-bahan yang digunakan terutama susu, harus diperoleh dari sumber/perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
-          Semua alat yang digunakan harus dijaga kebersihannya dari serangga dan bakteri.
-          Bahan makanan seperti: sayuran, daging, terigu, buah-buahan, telur dan lain harus berkualitas baik dan bersih serta disimpan dalam suhu penyimpanan yang sesuai.
-          System ventilasi yang digunakan adalah AC atau exhauster system tertutup.
-          Perlu disediakan tempat sampah yang dapat menutup sendiri.
-          Pintu pantry tidak boleh berhubungan langsung dengan luar, atau kalau ada harus dipasang double self closing door.
-          Perlu disediakan tempat cuci alat-alat yang digunakan di pantry secara khusus dan bersih.
3.        Butcher Room Santation
Hal-hal yang perlu diawasi dalam butcher room adalah:
a.         Daging
Diperoleh dari sumber terpercaya Kesegaran dapat ditinjau dari warna, bau, dan teksturnya
b.        Fasilitas-fasilitas pemotongan daging Harus senantiasa dipelihara dan dijaga kebersihannya Fasilitas yang perlu endapat perhatian khusus adalah:pisau dagng (meat knife), gergaji daging (meat saw), pengiris daging (meat slicer), penggiling daging (meat grinder), talenan daging (meat board), dan penghancur daging (meat chopper).
Pembersihan dari alat-alat tersebut dilaksanakan setiap selesai aktifitas sebelum penggantian shift. Untuk membersihkan alat-alat tersebut harus dibuka komponennya agar sisa daging yang terselip dapat dibersihkan.
4.        Garde Manger Sanitation
Hal-hal yang perlu diawasi dalam garde manger adalah:
c.         Fasilitas
Termasuk alat pemotong dan pencincang daging, harus selalu dijaga kebersihannya. Meja daging tidak boleh retak-retak. Tempat cuci tangan serta tempat cuci alat-alat perlu disediakan dan dijaga kebersihannya.
d.        Food handler
Para petugas yang bekerja perlu diawasi kebersihan dan kesehatan individunya.
e.         Hal lain yang perlu diperhatikan
Dilarang menyimpan racun serangga dalam bentuk apapun dalam ruangan System ventilasi Tempat sampah.
B.       Food Storage Areas Sanitation
Yang dimaksud food storage areas adalah penyimpanan bahan-bahan makanan dan makanan yang telah masak serta siap untuk dihidangkan. Food storage dilakukan dalam food storage room (tempat penyimpanan makanan) yang umumnya terletak dekat dapur, disebut kitchen storage rooms dan daerah atau wilayahnya disebut food storage areas.
Ada dua macam food storage, yaitu:
1.      Gudang makanan
Suatu tempat penyimpanan makanan dalam suhu kamar biasa.
2.      Penyimpanan dingin
Suatu tempat penyimpanan makanan atau minuman dalam suhu yang dingin dengan maksud untuk pengawetan makanan dan mencegah pembusukan.
Macam-macam penyimpanan dingin dibedakan sebagai berikut:
Cool storage: penyimpanan dingin dalam suhu 10ºC - 20ºC
Cold storage: penyimpanan dingin dalam suhu 0ºC - 10ºC
Cool Freezer: penyimpanan dingian dalam suhu 0ºC
Deep Freezer: penyimpanan dingin dalam suhu -10ºC
Suhu yang bermacam-macam untuk tiap-tiap storage technique ini tergantung dari bahan makanan yang disimpan tersebut memerlukan suhu khusus agar tidak rusak. Misalnya daging perlu disimpan dalam deep freezer.
Kitchen storage rooms harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.    Adanya fasilitas yang tersedia seperti rak-rak barang, nampan-nampan, panci,dll.
2.    Penyimpanan bahan makanan yang mudah membusuk dan jenis makanan yang tidak berkulit dilarang disimpan di atas permukaan lantai, supaya kitchen storage room selalu bersih dan terhindar dari bakteri.
3.    Bahan-bahan makanan yang lekas membusuk harus disimpan dalam suhu yang sesuai dengan jenis bahan makanannya.
4.    Setiap hari lantai perlu dibersihkan terutama di gudang-gudang serta ruangan-ruangan yang berair sebagai akibat kondensasi dari es.
5.    Perlu disediakan lampu penerangan yang cukup terang untuk mencengah terjadinya kesalahan pengambilan bahan makanan serta memudahkan melihat keadaan gudang secara menyeluruh, seperti adanya kotoran, bakteri dan tikus.
6.    System ventilasi untuk:
Gudang biasa
Exhauster fan
7.    Penyimpanan dingin
C.       Food Service Areas Sanitation
Yang dimaksud dengan food service area dalam sebuah hotel adalah tempat-tempat dimana makanan dan minuman dihidangkan/disajikan kepada para tamu.
Daerah penyajian makanan (food service area) dalam sebuah hotel adalah sebagai berikut:
1.      Restoran (restaurant dinning room)
2.      Bar (beverage service area)
3.      Employee dinning room (tempat makan karyawan)
Berikut ini akan dibahas mengenai sanitasi dari beberapa food service area tersebut.
1.        Tempat makan untuk tamu dan karyawan (guest and employee dinning room)
Employee dinning room room dibedakan antara:
·         Tempat makan bagi para karyawan/pimpinan staff
·         Tempat makan bagi para karyawan/supervisor
·         Tempat makan bagi para karyawan/pekerja bawahan
·         Perbedaan diantara ketiga macam diining room tersebut yang sangat prinsipilnya sebenarnya tidak ada dalam susunan menu makanan yang diberian kecuali sedikit saja ada perbedaan tentang:
·         Peralatan (lebih mewah untuk para staff/pimpinan/supervisor)
·         Pelayanan (lebih khusus untuk para staff/pimpinan/supervisor)
·         Dipandang dari segi sanitasi, semua itu harus memenuhi syarat sanitasi yang telah ditetapkan.
·         Guest dinning room
Untuk guest dinning room perbedaan terletak pada fungsinya atau jenis hdangannya. Misalnya, untuk sebuah hotel ada beberapa jenis restoran sesuai dengan hidangannya, seperti Japanese Restaurant, European Restaurant, Chinese Restaurant, Italian Restaurant, dan Indonesian Restaurant. Begitu pula di hotel juga ada coffee shop, canteen, bar, dan banquet. Guest and employee dinning room sanitation
a)         Harus senantiasa dijaga kebersihannya
b)        System venlasi: AC untuk ruangan kecil, exhauster tertutup untuk ruangan yang luas dan lebar
c)         Fasilitas-fasilitas
·      Meja
Harus dijaga kebersihannya. Setiap hari taplak meja (table cloth) perlu diganti, kecuali meja tersebut telah ditutup dengan formika atau pelapis meja lainnya yang kelihatan menarik.
·      Alat-alat makan dan minum
Harus senantiasa dijaga kebersihannyadan dicuci sesuai yang berlaku (diswashing dan glasswashing machine diperlukan).
·      Kursi
Enak dipakai, tidak memberikan serangga kesempatan berkembang biak, kutu busuk dan jenis serangga laninnya.
·      Tempat bunga
Bunga-bunga di atas meja tidak mutlak diperlukan untuk dinning room karyawan, tetapi perlu untuk guest dinning room/restoran kerena memberikan pengaruh psikologis terhadap kesenangan dan kegairahan makan serta untuk dekoasi.
·      Tempat cuci tangan
Untuk guest dinning room/restoran terletak di dekat guest toilet. Untuk employee dinning room di dekat employee toilet atau di tempat khusus pada pintu masuk, untuk mencuci tangan karyawan sebelum dan sesuadah makan.
·      Tempat sampah
Di guest dinning room/restoran dilarang menempatkan bak sampah. Pada employee dinning room tempat sampah boleh diadakan dan pnempatannya harus disesuaikan dengan kebutuhan serta besa kecilnya dinning room dan harus mempunyai penutup yang bisa menutup sendiri.
·      Gambar-gambar hiasan
Untuk menambah pemandangan yang baik dan menyenangkan perl dipasang gambar-gambar dinding yang sesuai dengan dekorasi sekeliling.
·      Papan/tanda peringatan
Dipasang pada tempat/employee dinning room. Papan peringatan bersifat edukatif/menddk misalnya:
1.        dilarang meludah di sembarang tempat, cucilah tangan sebelum makan, jagalah kebersihan tempat makan anda.
2.        Selesai makan: sesuai persyaratan sanitasi, piring-piring dan gelas yang kotor di atas meja paling lambat lima menit berada di atas meja.
3.        Aspek-aspek psikologis untuk guest dinning room:         Adanya radio/ kaset dalm ruangan untuk menghibur pengunjung dan music perlu disesuaikan dengan suasan pada waktu sarapan, makan sang dan makan malam.
Dekorasi meja dan tata meja yang baik.
Warna dinding yang tenang , lembut dan segar.
4.        Bar sanitation
Tidak semua hotel mempunyai bar, kecuali hotel bertaraf internasional. Pada umumnya, terdapat bar yang merupakan subunit dari sbuah restoran hotel. Maka di hotel, istilah bar dipersatukan dengan restoran dan disebut bar and restaurant.
      Sebuah bar adalah temapt dimana terdapat macam-macam minuman (beverage reparation area). Dimana harus memenuhi syarat-syarat sanitasi sebagai berikut:
-            Dijaga kebersihan tempatnya
-            Penyimpanan botol-botol minuman harus teratur baik dan mudah diambil.
-            Alat minuman termasuk gelas harus bersih dan dicuci menurut prosedur pencucian yang memenuhi syarat sanitasi.
-            Bar counter harus senantiasa bersih, tidak meresap air.
-            Wash basin harus tersedia dan mempunyai keran air dingin dan air panas.
-            Tempat pembuangan sampah harus ada.
-            Refrigerator yang dgunakan harus disesuaikan suhunya untuk menyimpan btol-botol yang berisi minuman yang memerlukan suhu “cool storage”.
-            Peti-peti botol minuman yang sudah kosong harus disusun dengan rapi.
-            Pada waktu tertentu perlu diadakan penyemprotan racun serangga, terutama tertuju pada semut-semut dan kecoa.
-            Rak tempat botol minuman harus mempunyai kaki setinggi minimum 30 cm dari permukaan lantai.




SUMBER






7 komentar: