MAKALAH
AKOMODASI PERHOTELAN
OLEH ;
M MAULANA IHSAN W
X AP 3
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR
SMK NEGERI 1 PACET
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I INDUSTRI PERHOTELAN
I.
Sejarah
Hotel
II.
Pengertian
Hotel
III.
Ruang
Lingkup Usaha Perhotelan
IV.
Fasilitas
Usaha Hotel
V.
Departemen
Dalam Hotel
VI.
Gambaran
Umum Aktifitas Industri Perhotelan
VII.
Istilah
BAB II PENGANTAR PARIWISATA
I.
Pariwisata
II.
Wisatawan
III.
Komponen
Pengembangan Pariwisata
1.
Komponen
Sediaan (supply) Pariwisata
2.
Komponen
permintaan (demand) pariwisata
3.
Konsep
Produk Wisata Beserta Komponen-komponennya
4.
Obyek
dan Daya Tarik (atraksi) Wisata
5.
Fasilitas Wisata
(Sarana dan Prasarana)
BAB III
PUBLIC RELATION
I.
Pengertian
II.
Persyaratan Menjadi
Public Relations (PR)
III.
Tujuan
Universal Public Relations
IV.
Fungsi dan Kegiatan
Utama Public Relations
BAB IV SANITASI DI HOTEL
I.
PENGERTIAN DAN PERANAN HIGIENE DAN
SANITASI HOTEL
II.
MANFAAT SANITASI HOTEL
III.
KLASIFIKASI
IV.
Sanitasi dan Hygiene
V.
SANITASI DAN HYGIENE DALAM KEGIATAN FOOD AND BEVERAGE
SUMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang tentang
‘Akomodasi Perhotelan’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru mata pelajaran simdig yang telah memberikan tugas makalah ini.
Pada bagian akhir, saya akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
BAB I
INDUSTRI PERHOTELAN
I.
SEJARAH HOTEL
·
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah
perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan
tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan
peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara
terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.
·
Pada masa kerajaan Romawi telah
dibangun rumah penginanpan yang disebut “MANSIONES” yang berlokasi sepanjang
jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad
pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun
tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ).
·
Pada waktu Perang Salib berkecamuk,
banyak pengusaha rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para
prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong ke tanah suci
seperti tertulis di kitab Injil.
·
Selain itu, gereja-gereja yang ada
juga memberikan pelayanan berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada para
pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu mempunyai dua
buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal disana dan yang lainnya
untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan biaya, tetapi
diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu.
·
Menurut Jusupadi Salmun
SH, dalam film - film Western ( cowboy )
sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan
dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut
penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai
sarana atau penunjang bagi para pelancong.
Hotel
dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian
Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New
York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang
peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.
Beberapa
kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar
didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829
yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga
menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
1.
Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer
House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
2.
Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel
di London
3.
Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan
biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan
jumlah 800 kamar.
4.
Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New
York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan “Business Travellers”
dan merupakan “Chain Hotel” pertama di dunia.
5.
Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York
sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke
dalam setiap kamarnya.
6.
Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New
York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun
1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta
api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi
hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek
aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.
Sejarah
perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak
buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia
pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang
berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan
wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata
bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah
hotel-hotel di Indonesia.
II. PENGERTIAN
HOTEL
Berikut ini
dikutif beberapa pengertian hotel :
a.
Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary
adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat
diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan
minuman bagi tamu.
b.
Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86
tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah
suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara komersial.
c.
Menurut the American Hotel and Motel Association
(AHMA) sebagaimana dikutif oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined
as an establishment whose primary business is providing lodging facilities
for the general public and which furnishes one or more of the following
services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service,
Laundering of linens and use of furniture and fixtures.
Yang dapat
diartikan sebagai berikut:
Hotel dapat
didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan
memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai
berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang bawaan,
pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati
hiasan-hiasan yang ada didalamnya.
Hotel adalah
suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan
makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan
pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Dengan
mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk penggolongan
hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat
keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan,
penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:
1.
Suatu jenis akomodasi
2.
Menggunakan bangunan fisik.
3.
Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta
jasa lainnya
4.
Diperuntukkan bagi umum
5.
Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola
secara komersial adalah : dikelolah dengan memperhitungkan untung atau ruginya,
serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang
sebagai tolak ukurnya.
III. Ruang
Lingkup Usaha Perhotelan
Hotel
merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara (akomodasi)
bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam tujuan, maksud
serta keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili.
Hotel
memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang memiliki
potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, social,
budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat
kegiatan spiritual dan lain-lain.
Hotel
sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola kebudayaan
masyarakatnya dalam arti yang luas.
Hotel
diharapkan dapat mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat
menciptakan suasana yang homogeny di tengah-tengah suasana yang heterogen di
daerah di mana hotel berlokasi.
IV. Fasilitas
Usaha Hotel
Hotel
merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang menurut Keputusan
Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersialkan
dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Kamar
tidur (kamar tamu)
2. Makanan
dan minuman
3.
Pelayanan-pelayanan penunjang lain seperti :
a. Tempat-tempat rekreasi
b. Fasilitas olah raga
c. Fasilitas laundry, dsb
Hotel
merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya, dengan
menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tamu-tamunya selama
24 jam (untuk klasifikasi hotel berbintang 4 dan 5). Di samping itu, usaha
perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan
perjalanan usaha ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk
mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan tempat untuk menginap,
makan dan minum serta hiburan.
Di samping
itu seringkali disediakan sarana penunjang seperti: fasilitas olahraga, bisnis
centre, kolam renang, musik hidup,dan jenis atraksi lainnya. Layanan yang ramah
mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan untuk
memberikan kepuasan kepada setiap tamu.
Adapun
fasilitas yang di miliki hotel biasanya sebagai berikut :
-
Jasa penginapan
-
Pelayanan makan dan minum
-
Jasa laundry
-
Jasa bawa’an
-
Jasa penggunaan perabot dan lainnya
-
Jasa menyediakan kebutuhan bagi wisatawan yang
bermalam di hotel
V. Departemen
Dalam Hotel
1. Room
Departement:
·
Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan
pada bagian depan hotel
·
Room Division, berfungsi dalam administrasi yang
berkaitan dengan kamar
·
Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan
pembersihan kamar
·
Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu
dan agen
·
Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan
membersihkan kamar
·
Bellboy, memberikan pelayanan mengantar & membawa
barang tamu
·
Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui
telepon
2. Food &
Beverage Departement:
·
Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan
bertugas pd F & B produksi
·
Steward, berfungsi membantu cook membersihkan
peralatan dapur
·
Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pd
tamu dan bertugas pada F & B service
3. Accounting
Departement:
·
General Cashier, berfungsi mengadministrasikan
penerimaan dan pengeluaran kas dan bertugas pada back office
·
Income auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel
dan bertanggung jawab atas pengendaliannya
·
Credit, berfungsi melakukan analisa kredit kredit dan
kebutuhan modal kerja hotel
·
Staff (accounting Receivable, Acconting Payable),
berfungsi membantu pengadministrasian piutang dan hutang
·
Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi
pemasaran hotel
·
Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel
4. Monor
Departemen:
o Operator,
berfungsi memberikan pelayan telepon
o Laundry,
berfungsi memberikan pelayan laundry
o Sport,
berfungsi memberikan pelayanan fasilitas olahraga
o Sauna dan
lain-lain
5. Fungsi Lain:
o Purchasing,
berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
o Security,
berfungsi menjaga keamanan hotel
o Houseman, berfungsi
melakukan pembersihan area luar kamar
VI. Gambaran
Umum Aktivitas Industri Perhotelan
Secara umum,
ruang lingkup kegiatan subsektor industri hotel meliputi penyediaan jasa di
bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjangnya yang terdiri
dari :
1.
Akomodasi (yaitu ruang inap beserta seluruh
kelengkapannya)
2.
Perkantoran (yaitu ruang kantor beserta fasilitas
komunikasi)
3.
Pusat perbelanjaan (yaitu ruang toko beserta fasilitas
penunjangnya)
4.
Apartemen (yaitu ruang huni permanen beserta kelengkapannya)
5.
Sarana rekreasi dan hiburan (contoh restoran, kafe,
kolam renang, pusat kebugaran, sauna, dan lain-lain)
6.
Sarana penunjang lainnya (contoh areal parkir, binatu,
banquet, jasa boga, pusat layanan kegiatan bisnis, tranportasi, pemesanan
tiket, perwakilan agen wisata, dan lain-lain)
Oleh karena
seluruh kegiatan yang tersebut di atas umumnya terintegrasi dalam satu lokasi,
maka pihak manajemen hotel biasanya menerapkan konsep responsibility center
untuk mengukur dan mengakui pendapatan dan bebannya. Secara umum, pihak
manajemen hotel membagi pengelolaan manajemen menjadi dua bagian yaitu:
1.
Penyedia jasa selaku profit center
2.
Pemelihara sarana dan prasarana selaku cost center.
Dari segi
status, pihak pengelola hotel dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1.
Hotel Owner
2.
Hotel Operator
3.
Hotel Franchisor
Dalam
pelaksanaannya, status pihak pengelola hotel dapat terpisah-pisah seperti
kategori di atas namun tidak tertutup kemungkinan satu pihak memiliki gabungan
ketiga status tersebut.
VII. Istilah
1.
City Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat
rincian piutang usaha dari konsumen jasa hotel setelah yang bersangkutan
meninggalkan hotel secara permanen (sudah check-out). Biasanya hal ini terjadi
apabila ada lembaga lain yang bertanggung jawab atas pembayaran hotel, contoh:
agen wisata, kantor, dan lain-lain.
2.
Guest Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat
rincian piutang usaha dari konsumen jasa hotel pada saat yang bersangkutan
masih menginap di hotel (belum check-out).
3.
Hotel Franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai
pemilik waralaba pengelolaan operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya
kepada pihak lain, dalam hal ini hotel owner.
4.
Hotel Operator adalah pihak yang berstatus sebagai
pengelola operasional kegiatan hotel.
5.
Hotel Owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.
BAB II
PENGANTAR PARIWISATA
I.
Pariwisata
Apabila ditinjau secara etimologi (Yoeti, 1996) istilah pariwisata sendiri
berasal dari bahasa sanksekerta yang memiliki persamaan makna dengan tour,
yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari dua suku kata
yaitu “Pari” dan “Wisata”.
- Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap
- Wisata, berarti perjalanan, bepergian.
Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan
sebagai hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris
disebutkan tourism. Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut
subyek wisata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek
wisata yang merupakan ujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan
memahami berbagai istilah kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
yang menjelaskan sebagai berikut:
1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara;
2.
Wisatawan adalah orang yang melakukan
wisata;
3.
Pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah;
4.
Kepariwisataan adalah keseluruhan
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, pemerintah Daerah, dan pengusaha;
5.
Daya Tarik Wisata adalah segala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan;
6.
Daerah tujuan pariwisata yang
selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada
dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapt daya tarik
wisata, fasilitas umum, silitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan;
7.
Usaha pariwisata adalah usaha yang
menyediakan barang dan/atau jasa pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata
8.
Pengusaha pariwisata adalah orang
atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata;
9.
Industri pariwisata adalah kumpulan
usaha pariwisata yang terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/jasa bagi
pemenuhan kebutuhan isatawan penyelenggaraan pariwisata.
II. Wisatawan
1. Bila
diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara,
biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari
beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya
adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan. Menurut International
Union of Offical Travel Organization (IOUTO,1967) pengunjung yaitu setiap
orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan
maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Pengertian
yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO, 2004) yang
dimaksud dengan pengunjung (visitor) untuk tujuan statistik, setiap
orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri
dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh
negara yang dikunjunginya. Dengan demikian ada dua kategori pengunjung yaitu:
2. Wisatawan (Tourist)
yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurangkurangnya selama 24 jam di
negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam
klasifikasi sebagai berikut:
3. a.
Pesiar (Leasure) untuk kepentingan rekreasi, liburan, kesehatan,
studi, keagamaan dan olah raga
4. b. Hubungan
dagang (business), keluarga, konferensi, misi dan lain sebagainya
5. Pelancong (Exursionist) yaitu
pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu
kurang dari 24 jam.
6. Dari
beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung
adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya tarik wisata,
yang dalam hal ini adalah obyek dan daya tarik wisata Situ Bagendit Kabupaten
Garut sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan. Sedangkan
Departemen Pariwisata menggunakan definisi wisatawan adalah setiap orang yang
melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di
7. tempat lain
selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu mencari
pekerjaan. Bedasarkan pengertian tersebut wisatawan dibagi menjadi dua yaitu:
8. Wisatawan
Nusantara (dalam negeri)
9. Definisi
wisatawan dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO,
2004) adalah penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di
dalam wilayah negara tersebut, namun diluar lingkungan tempat tinggalnya
sehari-hari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih
dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan
dari tempat yang dikunjungi tersebut.
10. Wsatawan
Mancanegara
11. Pengertian
wisatawan mancanegara (BPS, 1994) didefinisikan sebagai orang yang melakukan
perjalanan diluar negara tempat tinggal biasanya selama kurang dari 12 bulan
dari negara yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh
penghasilan.
III.
Komponen
Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata adalah segala kegiatan atau usaha yang
terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana,
barang dan jasa serta fasilitas yang diperlukan guna melayani wisatawan.
Kegiatan dan pengembangan pariwisata mencakup segi-segi kehidupan masyarakat,
mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman,
cinderamata, pelayanan dan lain-lain (Muasanef, 1995). Untuk melihat perjalanan
kepariwisataan secara menyeluruh terdapat komponen-komponen pariwisata yang
mempengaruhinya. Komponen pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu kompnen
penawaran (supply) dari pariwisata dan komponen permintaan (demand)
dari pariwisata. Dalam pengembangan pariwisata terdapat sistem
keterkaitan antara komponen sediaan (supply) pariwisata dan komponen
permintaan (demand) dalam hal ini pengunjung ataupun wisatawan domestik
maupun mancanegara.
1.
Komponen sediaan ( supply )
pariwisata
Penawaran atau supply pariwisata mencakup segala sesuatu yang
ditawarkan kepada pengunjung. Penawaran dalam pariwisata menunjukan atraksi
wisata ilmiah dan buatan, jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan
menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi obyek suatu negara (Wahyono,
2006). Sediaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala
sesuatu untuk ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan
manusia maupun alami yang memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia
untuk pengadaannya. Komponen sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas
atraksi, servis/pelayanan, transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
Ø
Atraksi merupakan daya tarik utama
orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya
pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi
kepuasaan pengunjung.
Ø
Servis merupakan pelayanan ataupun
fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas
restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan
barang-barang khas daerah tersebut.
Ø
Transportasi, merupakan komponen
penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas
ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
Ø
Informasi, salah satu komponen
penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan,
informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel
dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
Ø
Promosi
merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan
dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif
misalnya potongan tiket masuk.
Pendapat lain tentang komponen sediaan pariwisata oleh Peter Mason yang
menyatakan bahwa komponen produk wisata terdiri atas tiga komponen yaitu daya
tarik, fasilitas dan aksesibilitas sehingga dalam pengembangan pariwisata
berdasarkan pada tiga komponen tersebut.
a.
Daya tarik wisata
b.
Fasillitas wisata
c.
Aksesibilitas
Sedangkan menurut direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia,
menyebutkan berkembangnya pariwista sangat tergantung pada empat faktor yaitu, Attraction
(daya tarik), amenities (fasilitas), accessibiliti (kemudahan
dalam mencapai) dan adanya tourist organization (organisasi pariwisata).
1.
Atraction (daya tarik)
dapat dibedakan menjadi :
a.
Site attractions (tempat, misalnya
tempat yang dengan iklim yang baik, pemandangan indah ataupun
tempat-tempat bersejarah
b.
Event attractions
(kejadian/peristiwa) misalnya konggres, pameran ataupun peristiwa-peristiwa
olahraga, festifal.
2.
Amenities (fasilitas)
yang dimaksud dengan tersedianya fasilitas seperti tempat-tempat penginapan,
restoran, hiburan, transport lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian di
tempat pariwisata tersebut serta alat-alat lain untuk komunikasi.
3.
Accessibility (kemudahan dalam
mencapai) yang dimaksud adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedianya
transport ke lokasi tersebut secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
4.
Tourist organization, untuk
menyusun suatu kerangka pengembangan pariwisata, mengatur industri pariwisata
serta mempromosikan daerah itu sehingga di kenal orang.
2.
Komponen permintaan (demand)
pariwisata
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping adanya komponen sediaan
tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan. Permintaan atau demand
pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah wisatawan
secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi permintaan yang
potensial dan permintaan yang sebenarnya (Wahab,1995). Permintaan potensial
adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan mampu melakukan
perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah sejumlah orang yang
sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata artinya sejumlah
wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan (demand)
adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler
Organization (IUOTO,1967), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke
suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali
untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
3.
Konsep Produk Wisata Beserta
Komponen-komponennya
Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu
rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis,
tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alami, walaupun produk wisata itu
sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk
wisata merupakan rangkaian dari berbagai jenis jasa yang saling terkait, yaitu
jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan,
penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya, jasa
masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana
utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya,
dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman
laut dan sebagainya.
Produk wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan
atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke
daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia
berangkat semula (Suwantoro, 2007) Menurut Yoeti (2000), yang dimaksud dengan
hasil (product) industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services)
yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya
sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Produk wisata sendiri terdiri
dari berbagai unsur-unsur dan merupakan suatu package yang tidak
terpisahkan yaitu:
1.
Tourist object atau obyek
pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang mampu menarik
orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut
2.
Fasilitas
yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan
restoran dan rekreasi.
3.
Transportasi yang menghubungkan negara/daerah
asal dari wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke obyek-obyek wisata.
Sedangkan Guna membagi produk wisata terdiri atas atraksi,
servis/pelayanan, transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
1.
Atraksi merupakan
daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu
sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai
pemberi kepuasaan pengunjung.
2.
Servis merupakan pelayanan ataupun
fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas
restoran/rumah makan, aen perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan
brang-banrang khas daerah tersebut.
3.
Transportasi, merupakan komponen
penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas
ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
4.
Informasi, salah satu komponen
penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan,
informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel
dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5.
Promosi merupakan kegiatan yang
penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang
iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan
tiket masuk.
4.
Obyek dan Daya Tarik (atraksi)
Wisata
Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan.
Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources
tourism services. tourism resources disebut juga dengan istilah attrative
spontnee atau tourist attraction, dikenal dengan istilah obyek dan
daya tarik wisata, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang mau berkunjung ke tempat tersebut.
Atraksi juga biasa disebut sebagai kepikatan, yaitu segala sesuatu yang
terdapat di obyek wisata yang menjadi daya tarik sehingga orang berkunjung ke
tempat tersebut (Nursusanti, 2005). Atraksi wisata merupakan pendorong awal
atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan kunjungan. Atraksi adalah
penggerak pariwisata, tanpa atraksi wisata tidak ada pariwisata sehingga obyek
dan daya tarik wisata merupakan unsur paling didalam menyusun suatu produk
wisata (Nursusanti, 2005). Jadi Obyek dan daya tarik wisata sudah termasuk
dalam produk industri pariwisata.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, maka obyek dan
daya tarik wisata terbagi menjadi:
a.
Obyek dan daya tarik alam
b.
Obyek dan daya tarik wisata budaya
c.
Obyek dan daya tarik minat khusus
Obyek dan daya tarik wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan
sebanyak-banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup
lama dan memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Ada beberapa
komponen yang dapat menarik kedatangan wisatawan untuk menikmati atraksi yang
ditawarkan oleh obyek wisata yaitu:
·
Berpesiar, misalnya berkeliling
daerah selama berhari-hari dengan karavan, motor, mobil, sepeda, perahu, kapal
pesiar dan lain sebagainya.
·
Aktivitas, misalnya kegiatan berburu,
menembak, memancing, berselancar, mendaki gunung, bersepeda, berperahu kano,
ski air, hiking dan sebagainya
·
Struktur buatan manusia (man made
structure), misalnya etnis agama, bangunan bangunan yang megah, taman-taman
yang indah, arsitektur dan arkeologi, galeri dan museum dan sebagainya
·
Fisik alam, biasanya merupakan obyek
wisata alam, seperti gunung, sungai, laut, hutan, flora dan fauna, danau,
pantai, lembah kawah dan sebagainya.
·
Peristiwa atau acara khusus, seperti
konteks olahraga, pagelaran seni dan budaya, pameran dapat dijadikan sebagai
daya tarik wisata untuk periode singkat.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka obyek dan daya tarik
wisata harus mencerminkan ciri khas dari alam dan budaya derah serta
pengembangannya harus memperkuat pencerminan itu.
5. Fasilitas
Wisata (Sarana dan Prasarana)
Sarana dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan wisata yang
diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan wisata
maupun obyek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik
secara kuantitatif dan kualitatif, lebih dari itu selera pasar pun dapat
menentukan tuntutan sarana dan prasarana wisata yang dimaksud.
Sarana pariwisata sebagai ujung tombak wisata kepariwisataan dapat
diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya
sangat tergantung kepada wisatawan pada adanya kegiatan perjalanan wisata.
Adapun sarana tersebut sebagai berikut:
·
Akomodasi
Akomodasi adalah mata rantai kegiatan wisata. Perhotelan tidak dapat
dipisahkan dari pariwisata. Tanpa kegiatan kepariwisataan dapat dikatakan
akomodasi perhotelan akan lumpuh, sebaliknya, pariwisata tanpa hotel merupakan
suatu hal yang tidak mungkin, apalagi bila kita berbicara pariwisata sebagai
suatu industri.
Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama dalam
perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini maka akan
mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati obyek dan daya tarik wisata
dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini
mempengaruhi penilaian wisatawan tentang pilihan jenis akomodasi yang dipilih,
seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah
kamar yang tersedia dan sebagainya.
·
Tempat
Makan dan Minum
Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya ingin menikmati
perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung,
hal tersebut sangat penting bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan
apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang
datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas tersebut
atau bisa saja tujuan utamanya menikmati makanan khas itu saja. Pertimbangan
yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain
adalah jenis dan fariasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan
minuman yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, hal-hal lain yang
dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat makanannya. Biasanya
lokasi dikaitkan dengan akomodasi dan rute perjalanan wisatanya.
·
Tempat
Belanja
Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian
pengeluaran pengeluaran wisatawan di distribusikan untuk berbelanja. Penilaian
dalam penyediaan fasilitas berbelanja ini dilakukan terhadap ketersediaan
barangbarang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasinya yang nyaman dan
akses yang baik serta tingkat harga yang relatif terjangkau.
·
Fasilitas
umum di lokasi obyek wisata
Fasilitas umum yang akan dikaji dalam penelitian umum adalah fasilitas yang
biasa tersedia di tempat rekreasi seperti:
1.
Tempat parkir
2.
WC umum
3.
Musholah/masjid
4.
Sarana informasi dan papan petunjuk
arah
5.
Sarana rekreasi dan taman bermain
6.
Telepon umum
Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang
harus disediakan dan secara kualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang
diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan.
Dalam hubungannya jenis dan mutu pelayanan saran wisata didaerah tujuan
wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional mapun
secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau
menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya. Prasarana wisata yaitu
sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh
wisatawan dalam perjalanannya didaerah tujuan wisata. Prasarana m dasar
melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata seperti:
jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem pengairan, fasilitas
kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal
angkutan, jembatan, bank dan sebagainya. Didalam membangunnya perlu disesuaikan
dan mempertimbangkan kondisi serta lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas
suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik
obyek wisata itu sendiri. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata
diperlukan koordinasi yang mantap antar instansi terkait bersama dengan
instansi pariwisata diberbagai tingkat.
Dukungan instansi terkait dalam membangun prasarana wisata sangat
diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi ditingkat
perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi ditingkat pelaksanaan merupakan
modal utama suksesnya pembangunan pariwisata.
Aksesibilitas
Aksebilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk
mencapai daerah wisata dengan berbagai daerah tujuan wisata Terkait dengan
sistem pergerakan pada sistem transportasi di suatu wilayah. Hal ini berbeda
dengan industri munafaktur, dimana barang (produknya) dapat dikirim ke konsumen
maka dalam pariwisata konsumen (wisatawan) harus datang ke daerah dimana
terdapat produk wisata untuk mengkonsumsi produk-produk wisata tersebut
terutama obyek dan daya tarik wisata. Oleh karena itu tingkat kemudahan
pencapaian ke arah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah
wisata. Jarak dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke dalam
wisata merupakan hal terpenting. Jenis, volume, tarif dan frekuensi moda
angkutan ke dan dari daerah wisata akan berpengaruh kepada jumlah kedatangan
wisatawan. Kenyamanan selama perjalanan menuju daerah wisata dan kawasan wisata
tersebut harus diperhatikan.
Promosi dan Informasi
Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah
adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta,
buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang
dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat
dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan
insentif misalnya potongan tiket masuk. Bentuk promosi terhadap suatu produk
wisata yang dilakukn oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar
menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang
disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan seseorang yang telah menikmati suatu
produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna di jadikan
media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dipercaya
kebenarannya (Yusuf, 2003). Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran
pentimg dalam melakukn promosi terhadp suatu obyek dan daya tarik wisata,
secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion).
Pada dasarnya promosi dilakukan dengan tujuan memberitahukan informasi kepada
konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk promosipun
dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda yakni dengan menggunakan
media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho, spanduk,
brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan tujuan
memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan memberi tahu .
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti
bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Baik promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam
proses pengembangan obyek wisata Situ Bagendit, karena dengan adanya promosi
serta informasi tentang obyek wisata Situ Bagendit maka orang akan mengetahui
dan secara tidak langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap
obyek wisata tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan
berkunjung ke obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian
terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh.
Pengembangan Produk Wisata
Pengembangan produk wisata merupakan pengembangan dari komponenkomponen
produknya. Adapun yang dimaksud dengan pengembangan produk adalah upaya
menciptakan produk menjadi lebih baik dan berbeda dari sebelumnya (membuat
produk menjadi lebih baru).
Pengembangan produk wisata lebih diartikan sebagai penambahan
komponen-komponen produk wisata yang telah berada disuatu obyek wisata.
Pengembangan itu sendiri mampu memberikan segi pelayanan yang sesuai dengan
selera wisatawan. Kurangnya usaha pengawasan dan pengendalian dibeberapa obyek
wisata menyebabkan terjadinya penurunan kualitas produk wisata yang ada. Oleh
karena itu dalam pengembangannya produk wisata sangat penting untuk
peningkatkan kualitas produk wisata perlu dilakukan untuk memperbaiki citra
bahwa “Produk wisata itu murah, oleh karena itu kualitasnya jelek”
menjadi “ Produk wisata cukup berkualitas walaupun harga yang ditawarkan
relatif murah”
(Nursusanti, 2005).
Untuk memperoleh jenis-jenis atau produk kegiatan apa yang akan
dikembangkan di suatu obyek wisata dilakukan dua cara pendekatan, yaitu:
1.
Menetapkan jenis produk kegiatan itu
berdasarkan pendekatan fungsional normatif yaitu memilih jenis kegiatan yang
diperkirakan dapat meningkatkan citra pariwisata kawasan atau obyek wisata
tersebut. Pemilihan jenis muncul sebagai suatu proses kreatif yang ingin
memberikan atraksi pariwisata lebih menarik. Selanjutnya jenis atau produk
wisata ini dipromosikan agar dapat menciptakan suatu pemasaran dan daya tarik
wisata yang baik.
2.
Menelusuri aspirasi dan kehendak
para pelaku kegiatan pariwisata dan kemudian merumuskan secara button up ke
dalam jenis produk kegiatan yang cocok dengan watak wisatawan yang membutuhkannya
BAB III
PUBLIC RELATIONS
I.
Pengertian
Public Relations(PR)
“ Public Relatios (PR) adalah sebagai jembatan antara
perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya “ (Ardianto,2004: 3)
Pengertian lain
dari PR adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam
suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi
dengan publiknya.
Public Relations dan Penanganan Krisis Kepercayaan Serta Turunnya CitraPerusahaan Citra merupakan hal
yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini dengansengaja diciptakan agar
memberikan nilai positif. Nilai positif sangat diperlukanbagi sebuah perusahaan
untuk mendapatkan kepercayaan dari publik agareksistesnsi dari perusahaan dapat
terus berlanjut. Saat terjadi krisis kepercayaandan menurunnya citra
perusahaan, peran PR sangat dibutuhkan oleh perusahaan.Untuk lebih jelas
mengetahui peran PR dalam menangani krisis kepercayaan danmenurunnya citra
perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
II.
Persyaratan Menjadi Public
Relations (PR)
Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki
seseorang yang ingin menjalankanfungsi PR, diantaranya yaitu :
1.
Ability to
communicate
(kemampuan berkomunikasi)Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam
bentuk lisan dan tulisan, yakni seorang PR harus mampu berbicara di depan umum,
seperti dapatmelakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan
faktadan data, dan dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai
sumberberita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat Press Release,
menulislaporan, membuat naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep
iklanlayanan masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk
komunikasitulisan lainnya.
2.
Ability to
organize
(kemampuan manajerial atau kepemimpinan)Kemampuan manajerial atau
kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagaikemampuan mengantisipasi masalah
dalam dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untukmenyusun rencana kegiatan
dan melaksanakannya.
3.
Ability to get on with
people
(kemampuan bergaul atau membina relasi)Kemampuan bergaul atau membina
relasi artinya harus mampu berhubungan dengandan bekerjasama dengan berbagai
macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang baikdengan orang-orang yang berbeda
atau sama tingkatannya.
4.
Personality
Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)
Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus memiliki
kredibilitas yangtinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain,
dan dapat diterima sebagai orangyang memiliki kepribadian utuh atau jujur.
5.
Imagination (banyak
ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang PR
harus memilikiwawasan yang luas, mengetahui benang merah persoalan serumit
apapun.
III.
Tujuan
Universal Public Relations
Public Relations memiliki tujuan yang universal
diantaranya, yaitu :
1.
Menciptakan public
understanding(pengertian publik).
Pengertian belum
berarti persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan. Di
sini public memahami organisasi/perusahaan tersebut dalam masalahproduk/jasa,
aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku manajemen, dsb.
2.
Menciptakan public
Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap perusahaan).
3.
Menciptakan public
Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap perusahaan) baik itu
dalam bentuk material maupun spiritual.
4.
Menciptakan public
Coorperation (adanya kerjasama dari publik terhadap perusahaan).
IV.
Fungsi dan Kegiatan
Utama Public Relations
F u n g s i
Fungsi dari PR adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui secara pasti
dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitandengan
perusahaannya.
2.
Menasehati para
eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umumyang timbul.
3.
Menggunakan komunikasi
untuk mempengaruhi pendapat umum
Kegiatan utama dari PR
adalah sebagai berikut :
1.
Menjalankan program
terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasi
2.
Berurusan
dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya
3.
Memantau pengetahuan,
pendapat, sikap dan prilaku didalam dan diluar organisasi.
4.
Menganalisis pengaruh
kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.
5.
Menyesuaikan kebijakan,
aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik
dan keberadaan perusahaan
6.
Memberikan saran dan
masukan kepada manajemen dalam pembuatankebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang
menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan perusahaan.
7.
Membangun dan
memelihara hubungan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya
8.
Menghasilkan
perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikapdan perilaku di dalam
dan diluar organisasi.
9.
Menciptakan hubungan
baru dan atau memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.
BAB IV
SANITASI HOTEL
I.
PENGERTIAN DAN PERANAN HIGIENE DAN SANITASI HOTEL
Hotel dapat diartikan sebagai tempat menginap bagi umum yang dikelola
secara komersil, terdiri dari beberapa kamar dan menyediakan juga
makanan/minuman. Selain itu, kebersihan dan kesehatan hotel juga sangat
mempengaruhi minat para wisatawan. Karenanya, kebersihan ini akan dapat
membantu meningkatkan kepariwisataan di Indonesia. Di Indonesia dikenal juga
tempat yang sejenis dengan sebutan yang berbeda tapi mempunyai fungsi yang sama
hanya agak berbeda dalam fasilitas dan pelayanaannya misalnya, Losmen,
Penginapan, Wisma,dll.
Dalam industri kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang bergerak
dalam bidang jasa dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan,
dimana hotel dituntut dapat memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas
yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel
harus mampu menciptakan suasana yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya
meningkatkan Higiene dan Sanitasi pada semua department.Higiene merupakan usaha
kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan
individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Sedangkan Sanitasi berarti
usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Penerapan Higiene dan Sanitasi perlu dilakukan diantaranya penerapan
Higiene Sanitasi Kitchen Department, peralatan dapur, karyawaan dapur, serta
penerapan Higiene Sanitasi makanan dan minuman karena dapur adalah tempat
mengolah suatu makanan, untuk itu para juru masak yang bertugas harus benar-benar
memperhatikan segala sesuatu yang akan dikerjakan dan dihasilkan, sehingga
segala sesuatu yang dijual kepada tamu baik berupa makanan dan minuman adalah
hasil pilihan dan olahan yang baik.
Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak positif sebagai tempat
istirahat yang baik dan kesenangan hidup juga dapat menimbulkan dampak terhadap
masalah kesehatan masyarakat misalnya, para wisatawan juga dapat membawa
penyakit yang belum ada didaerah yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh
karena itu perlu sekali dilakukan usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai,
seperti tempat tidur, kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada
para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan
Psikologi.
1)
Peranan Pisik
Sanitasi
diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di dalam
bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi :
kebersihan air, makanan-minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta bebas
dari ganguan serangga dan binatang pengerat (Tikus).
2)
Peranan Psikologis
Peranan
sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel. Kepuasan
tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety dan
Privacy.
II.
MANFAAT SANITASI HOTEL
Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu :
·
Manfaat dari segi kesehatan
·
Menjamin lingkungan kerja yang
saniter.
·
Melindungi tamu maupun karyawan
hotel dari gangguan faktor lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun
mental
·
Mencegah terjadinya penularan
penyakit dan penyakit akibat kerja
·
Mencegah terjadinya kecelakaan.
·
Manfaat dari segi “Business
Operational’ Hotel
·
Keadaan hotel yang saniter sangat
berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak langsung dapat meningkatkan
jumlah tamu.
·
Meningkatkan nilai peringkat dari
hotel tersebut.
III.
KLASIFIKASI
1.
Sasaran Sanitasi Hotel
Pada Umumnya
sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu sanitasi“Lodging” dan sanitasi
“Catering”.
·
Sanitasi Lodging
Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan kerumahtanggaan ( House
Keeping) hotel, yang meliputi bangunan dan fasilitasnya seperti halaman,
sampah, pembuangan air kotor, dll Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :
·
Wilayah luar bangunan hotel
(external hotel area) yang terdiri dari : halaman, tempat parkir, pertamanan,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor.
·
Wilayah di dalam hotel (Internal
hotel area) yang tefrdiri dari : sanitasi umum, sanitasi kamar, sanitasi
toilet, sanitasi ornament
·
Sanitasi Catering
o
Catering dalam kegiatan hotel adalah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makanan yang diolah dan dihidangkan
dalam sebuah hotel. Kegiatan catering ini bisa berupa penyediaan makanan dan
minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan untuk diluar hotel
(Outside catering).Pada umumnya pengawasan ini diperlukan untuk mencegah
tersebarnya bermacam – macam penyakit lewat makanan, hal ini dapat ditujukan
pada :
Keadaan bahan
makanan, dengan persyaratan :
-
Sayur–mayur, buah–buahan harus segar
dan tidak busuk.
-
Bahan makanan kaleng harus dicek
kemungkingan ada kebocoran.
-
Bahan pembuat kue(tepung, pewarna)
bebas dari serangga dan disimpan dengan baik.
Cara
menyajikan :
·
Gunakan alat makanan yang bersih.
·
Meja makan dan lantai ruangb makan
besih, terlihat tidak ada lalat.
·
Cukup pencahayaan alam /buatan.
·
Pengambilan makanan melalui jendela
khusus dari tempat penyimpanan makan masuk agar bebas lalat/serangga.
·
Dinding ruang berwarna terang.
·
Pintu ruangan dapat menutup sendiri
sebagian tertutup dengan kawat kasa.
·
Persyaratan yang lainnya :
o
Karyawan catering harus mempunyai
sertifikat kesehatan yang masih berlaku.
- Pakaian karyawan catering harus bersih dan ganti setiap dan ini disediakan oleh pesusahaan/hotel dengan dilengkapi penuitup kepala.
- Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan tidak berhubungan langsung pintunya dengan dapur.
- Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan pakaian atau peralatan pribadi dari setiap karyawan. Untuk meyakinkan tamu hotel akan kebersihan dari fasilitas yang ada dalam hotel seperti : Lap makan, kamar, bowl wc dan dapat digunakan semacam segel sanitasi kertas.
a.
Sasaran sanitasi di wilayah luar
bangunan hotel
Adapun tempat-tempat
diluar bangunan hotel yang perlu diperhatikan dalam penerapan higiene dan
sanitasi hotel, antara lain :
1.
Tempat
parkir
·
Cukup luas untuk menampung kendaraan
tamu hotel sebagai patokan untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat
parkir.
·
Lantai parkir harus keras, sebaiknya
diaspal atau dibeton, sehingga tidak becek pada waktu hujan dan tidak
berdebupada waktu musim kemarau.
·
Diberikan lampu penerangan sesuai
luas tempat parkir.
·
Perlu dipasang rambu – rambu lalu
lintas untuk mencegah terjadinya kesemrawutan.
·
Perlu disediakan gardu parkir
lengkap dengan WC dan urinoir
2.
Pertamanan
dan pertanaman
Yang dimaksud disini ialah sebidang
tanah yang ditanami oleh berbagai macam tanaman dengan maksud untuk memperindah
pemandangan, mencegah terjadinya erosi, menjaga kesegaran udara.
3.
Penyediaan air
Penyediaan
air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi persyaratan
standart sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No.
416/Menkes/PU/IX/1990).Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari :
·
Air ledeng ( PAM)
·
Air tanah (Sumur bor)
-
Kombinasi air ledeng dan air tanah
Di hotel besar yang bertaraf internasional, diutamakan mendapatkan air ledeng yang telah melalui pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan mengebor tanah di halaman sekitar hotel hanya digunakan bila sangat diperlukan yaitu :
Di hotel besar yang bertaraf internasional, diutamakan mendapatkan air ledeng yang telah melalui pengolahan yang baik dan air tanah yang umumnya diperoleh dengan mengebor tanah di halaman sekitar hotel hanya digunakan bila sangat diperlukan yaitu :
·
Sebagai “Make up water” (Penambahan
air pada waktu–waktu air ledeng macet). Sebagai penambah air apabila leideng
tidak mampu.
Seyogyanya setiap hotel mempunyai “Reservoir” sebagai tempat untuk menyimpan air, baik air yang berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu diperhatikan ialah air yang berasal dari sumur bor yang kualitasnya harus selalu dipantau sehingga memenuhi standar persyaratan.
Seyogyanya setiap hotel mempunyai “Reservoir” sebagai tempat untuk menyimpan air, baik air yang berasal dari dinding maupun sumur bor. Yang perlu diperhatikan ialah air yang berasal dari sumur bor yang kualitasnya harus selalu dipantau sehingga memenuhi standar persyaratan.
·
Mengingat penyediaan air untuk hotel
terutama hotel internasional dibutuhkan air yang benar-benar berkualitas tinggi
dan diperlukan adanya air panas disemua kran–kran di kamar mandi maka diadakan
langkah – langkah sebagai berikut :
a.
Semua jenis air yang diperoleh dari
berbagai macam sumber air ( air ledeng, air sumur bor ) diadakan pengolahan
kembali yang dimaksud ialah :
1.
Pengendapan (Sedimentation)
Agar segala
jenis kotoran yang mungkin ada di dalam air mengendap. Untuk membantu proses
pengendapan ini dapat digunakan zat koagulasi untuk mengumpulkan partikel–partikel
kotoran sehingga mudah diendapkan.
2.
Penyaringan
Kotoran–kotoran yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang–layang dalam air dapat ditangkap oleh filter ( Saringan). DisinfeksiBila air telah melalui saringan dan secara fisik telah bersih, misal perlu dilakukan disinfeksi untuk membunuh kuman–kuman yang kemungkingan masih ada dalam air tersebut. Zat disinfektan yang digunakan yang biasannya digunakan ialah zat chlor ada juga dengan mengunakan ozon ( O3) dengan menggunakan alat tertentu.
Kotoran–kotoran yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang–layang dalam air dapat ditangkap oleh filter ( Saringan). DisinfeksiBila air telah melalui saringan dan secara fisik telah bersih, misal perlu dilakukan disinfeksi untuk membunuh kuman–kuman yang kemungkingan masih ada dalam air tersebut. Zat disinfektan yang digunakan yang biasannya digunakan ialah zat chlor ada juga dengan mengunakan ozon ( O3) dengan menggunakan alat tertentu.
4.
Pembuangan Sampah
Secara umum
cara – cara penanganan sampah meliputi 4 kegiatan, yaitu :
·
Penampungan
·
Pengumpulan
·
Pengangkutan
b.
Sasaran sanitasi di wilayah dalam
bangunan hotel
Sasaran
sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi sanitasi umum, sanitasi kamar
dan lain-lain.
1.
Sanitasi umum
Sasaran
sanitasi umum ini meliputi Bangunan/gedung hotel. Harus kuat/kokoh, tidak
memungkinkan senagai tempat berkembangbiaknya serangga dan tikus, penggunaan
ruangan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, konstruksi lantai bersih dan
tidak licin, bagian yang selalu kontak dengan air dibuat miring ke arah saluran
pembuangan air agar tidak membentuk genangan air, dinding bersih permukaan yang
selalu berkontak dengan air harus kedap air
·
Atap. Harus kuat dan tidak bocor
serta tidak memungkinkan terjadinya genangan air.
·
Langit-langit. Tinggi dari lantai
minimal 2,5 meter.
·
Pintu. Dapat dibuka dan ditutup
serta dikunci dengan baik serta dapat mencegah masuknya binatang pengganggu.
·
Pencahayaan.
Adapun pembagian-pembagiannya sebagai berikut :
Adapun pembagian-pembagiannya sebagai berikut :
- Ruang untuk
kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux
- Lampu tamu
> 60 lux
- Lampu tidur
> 5 lux
- Lampu baca
> 100 lux
-
Lampu relax > 30 lux
2.
Sanitasi kamar
Kamar merupakan suatu bagian dari
hotel yang sangat penting agar para tamu bebas dapat beristirahat dan melakukan
apa saja tanpa terganggu.
Syarat
sanitasi kamar hotel meliputi :
a.
Kebersihan umum
Kebersihan
dan persyaratan fasilitas yang tersedia dalam kamar.
·
Kebersihan
umum
Kamar harus
selalu dibersihkan oleh karena kamar dapat dikotori oleh debu, zat kimia bahkan
lumut, jamur atau kuman. Pengotoran oleh debu dapat dihilangkan dengan jalan
menyapu dan membersihkan ruangan termasuk perabotan kamar yang ada secara
rutin. Pengotoran oleh zat kimia misalnya noda-noda pada lantai, dinding,
taplak meja dan lain-lain dibersihkan dengan memakai zat kimia tertentu yang
dapat dipakai untuk menghilangkan noda-noda tersebut. Sedangkan pengotoran oleh
lumut atau cendawan dapat terjadi apabila dalam keadaan lembab, ini dapat dicegah
dengan mencari sumber terjadinya kelembaban tersebut kemudian diperbaiki.
· Kebersihan
dan persyaratan fasilitas dan peralatan kamar
Fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan dalam kamar antara lain :
Fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan dalam kamar antara lain :
a.
WC/Urinoir
Pada
umumnya, disuatu hotel terutama yang bertaraf internasional WC biasanya tidak
berdiri sendiri tetapi bersama –sama dengan urinoir dan kamar mandi berada
dalam satu unit ruangan tersendiri yang disebut toilet room dan biasanya berada
dalam kamar.
Persyaratan
untuk WC/urinoir :
-
Bersih dan tidak berbau
-
Tipenya harus water seal (closet)
dan dilengkapi tempat cuci tangan.
-
Pada hotel yang bertaraf
internasional perlu dilengkapi kertas toilet
-
Harus di disinfeksi baik di lantai
maupun bagian luar dari howl toiletnya tiap kali tamu check out.
b.
Kamar mandi
Persyaratan untuk kamar mandi :
Ø
Bersih dan tidak berbau
Ø
Lantai tidak boleh licin
Ø
Dibuat dari bahan yang mudah
dibersihkan dan tidak merembeskan air
Ø
Dinding kamar mandi harus dari bahan
kedap air
Ø
Bila memakai bath tubo perlu di
lengkapi dengan shower, kran air dingin dan panas, tirai penutup dan keset kaki
serta di lengkapi kaca toilet.
c.
Tempat tidur Penerangan
o
Tempat Tidur
Secara umum,
persyaratan untuk kamar tidur sebagai berikut :
·
Kondisi ruangan tidak pengap dan
berbau.
·
Bebas dari kuman-kuman
patogen.
·
Bersih dan tertata rapi.
·
Suhunya sekitar 18-28 0 c.
·
Kelembaban sekitar 40-70 %
·
Dinding, pintu, jendela yang tembus
pandang atau cahaya dilengkapi dengan tirai.
o
Penerangan
Persyaratan
untuk penerangan kamar :
·
Harus dapat memberikan suasana
tenang.
·
Tidak menyilaukan.
·
Untuk beberapa jenis lampu tetentu
perlu dipasang kop lampu agar sinarnya tidak langsung menyinari tempat tidur.
Intensitas cahaya yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Intensitas cahaya yang diperlukan adalah sebagai berikut :
o
Lampu untuk pintu masuk : 25-40 watt
o
Lampu langit-langit kamar :
100 watt
o
Lampu untuk tirai : 40 watt
o
Lampu meja kamar : 40-60 watt
o
Lampu baca : 40 watt
o
Lampu tidur pojok : 25 watt
IV.
Sanitasi dan Hygiene
- Hygene
Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan
yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima.
Putu Sudira (1996:17) berdasarkan buku Theory of Catering dimana
dikemukakan bahwa : Hygiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya
penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab
timbulnya penyakit. Seorang juru masak disamping harus mampu mengolah makanan
yang enak rasanya, menarik penampilannya, juga harus layak dimakan. Untuk itu
makanan harus bebas dari bakteri atau kuman penyakit yang membahayakan
kesehatan manusia, sedang Sanitasi lebih memperhatikan masalah kebersihan untuk
mencapai kesehatan.
Menurut Shadily (1989:289) “Hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan
minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedang
sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal
yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan
hidup.
Perbedaan dari sanitasi dan hygiene adalah hygiene lebih mengarahkan
aktivitasnya pada manusia, sedangkan senitasi lebih menitik beratkan pada
faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha senitasi dan
hygiene adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan
kesehatan lain sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan
hidup manusia.
Hygiene sebagaimana yang dijelaskan Soekresno (2000:3) dapat dikelompokkan
sebagai berikut ;
Ruang lingkup
sanitasi dan hygiene di tempat kerja meliputi :
-
Hygiene perorangan
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan makanan adalah hygiene perorangan dalam hal ini petugas atau
karyawan yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum,
sedang dan sesudah bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun
adalah makanan yang aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau lainnya yang
mungkin bisa timbul dari rangkaian kegiatan tersebut.
Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi karyawan
(penjamah makanan) tersebut. Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga
kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh yang
meliputi :
o
Mandi dengan teratur, bersih dan
sehat sebelum memasuki ruangan dapur
o
mencuci tangan sebelum dan sesudah
menjamah makanan
o
kuku dipotong pendek dan tidak di
cat(kutex),
o
rambut pendek dan bersih (selalu
memakai karpus (topi khusus juru masak atau
penutup kepala lainnya.
o
wajah; tidak menggunakan kosmetik
secara berlebihan
o
hidung; tidak meraba-raba hidung
sambil bekerja dan tidak menyeka wajah dengan menggunakan tangan tetapi
menggunakan sapu tangan,
o
mulut; menjaga kebersihan mulut dan
gigi, tidak merokok saat mengolah makanan, jangan batuk menghadap makanan,
tidak mencicipi makanan langsung dari alat memasak
o
kaki; mempergunakan sepatu dengan
ukuran yang sesuai, kaos kaki diganti setiap hari, kuku jari harus dipotong
pendek..
-
Hygiene Makanan
A.
Personal Hygiene
1.
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum
seseorang diterima sebagai karyawan, sebaiknya diadakan pemeriksaan kesehatan
orang tersebut. Karena bila orang tersebut menderita penyakit yang menular,
misalnya penyakit TBC maka orang tersebut dapat merupakan pembawa bakteri TBC.
Di samping itu, pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan sebaiknya dilakukan
minimal sekali setiap tahun agar dari hasil pemeriksaan tersebut, karyawan yang
terkena penyakitdapat diobati terlebih dahulu sebelum dipekerjakan kembali.
2.
Kebersihan Tangan dan Jari Tangan.
Tangan merupakan salah satu anggota
tubuh yang vital untuk mengerjakan sesuatu dalam penyelenggaraan makanan, dan
melalui tangan pula makanan banyak terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan
perlu mendapatkan prioritas tinggi. Dianjurkan agar setiap kali keluar dari
kamar mandi atau kamar kecil sebaiknya tangan dibersihkan dengan air hangat dan
sabun, lalu dikeringkan dengan serbet kertas (tisu) untuk tangan atau dengan
menggunakan alat mesin pengering tangan (hand dryer).
Karyawan yang menyelenggarakan makanan secara langsung tidak diperbolehkan menggunakan cincin, baik yang bermata maupun tidak, juga jam tangan karena bakteri-bakteri dapat tertinggal di cincin yang tidak mungkin dapat dibersihkan pada saat bekerja. Jam tangan tidak boleh digunakan karena akan rusak terkena uap panas atau air pada waktu mencuci bahan makanan. Kuku harus dipotong pendek karena sumber kotoran/ penyakit, serta tidak perlu mengunakan pewarna kuku yang kemungkinan besar akan mengelupas dan jatuh ke dalam makanan.
Sewaktu mencicipi makanan yang telah matang harus menggunakan sendok dan bila makanan tersebut diporsikan harus menggunakan alat pengambil, misalnya sendok, penjepit, garpu. Namun, bila situasi tidak memungkinkan menggunakan alat tersebut, dianjurkan menggunakan sarung tangan dari plastic transparan yang tipis dan sekali pakai.
Karyawan yang menyelenggarakan makanan secara langsung tidak diperbolehkan menggunakan cincin, baik yang bermata maupun tidak, juga jam tangan karena bakteri-bakteri dapat tertinggal di cincin yang tidak mungkin dapat dibersihkan pada saat bekerja. Jam tangan tidak boleh digunakan karena akan rusak terkena uap panas atau air pada waktu mencuci bahan makanan. Kuku harus dipotong pendek karena sumber kotoran/ penyakit, serta tidak perlu mengunakan pewarna kuku yang kemungkinan besar akan mengelupas dan jatuh ke dalam makanan.
Sewaktu mencicipi makanan yang telah matang harus menggunakan sendok dan bila makanan tersebut diporsikan harus menggunakan alat pengambil, misalnya sendok, penjepit, garpu. Namun, bila situasi tidak memungkinkan menggunakan alat tersebut, dianjurkan menggunakan sarung tangan dari plastic transparan yang tipis dan sekali pakai.
3.
Kesehatan Rambut
Pencucian rambut dilaksanankan
secara teratur karena rambut yang kotor akan menimbulkan rasa gatal pada kulit
kepala yang dapat mendorong karyawan untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan
kotoran-kotoran dari kepala jatuh beterbangan ke dalam makanan serta kuku
menjadi kotor. Pada saat bekerja para karyawan diharuskan menggunakan tutup
kepala (hair cap).
4.
Kebersihan Hidung
Selama bekerja usahakan jangan
mengorek hidung karena pada hidung manusia terdapat banyak sekali bakteri.
Dalam keadaan terpaksa, pergunakan sapu tangan atau tisu yang langsung dapat
dibuang. Setelah itu, tangan harus dicuci. Apabila bersin, hidung harus ditutup
dengan sapu tangan sambil wajah dipalingkan dari makanan yang sedang dipersiapkan,
untuk menghindari bakteri-bakteri yang berasal dari hidung.
5.
Kebersihan Mulut dan Gigi
Dalam rongga mulut terdapat banyak
sekali bakteri terutama pada gigi yang berlubang. Apabila ada makanan yang
terselip diantara gigi, jangan sekali-kali membersihkannya dengan jari tangan,
tetapi pergunakan tusuk gigi. Membersihkan gigi jangan pada saat sedang
menyiapkan makanan. Periksalah gigi secara teratur ke poliklinik gigi. Pada
saat batuk mulut harus ditutup dengan tisu dan wajah dialihkan dari arah
makanan.
6.
Kebersihan Telinga
Lubang telinga sebaiknya dibersikan
secara teratur karena kalau kotor akan membuat telinga menjadi kotor dan gatal
serta mendorong seseorang memasukkan jari-jari tangannya ke lubang telinga.
B.
Hygiene Perlengkapan Karyawan
1. Pakaian
Karyawan
Pakaian yang digunakan di dapur
harus pakaian khusus. Pegawai hotel biasanya berganti pakaian di loker. Seragam
karyawan ini harus diganti setiap hari karena pakaian yang kotor merupakan
tempat bersarangnya bakteri. Pakaian di dapur selayaknya dipilih model yang
dapat melindungi tubuh pada waktu memasak, mudah dicuci, berwarna terang/putih,
terbuat dari bahan yang kuat, dapat menyerap keringat, tidak panas dan
ukurannya tidak begitu ketat sehingga dapat mengganggu pada waktu bekerja.
2.
Sepatu
Sepatu yang digunakan adalah sepatu
kerja, artinya haknya pendek, tidak licn, ringan dan enak dipakai, karena
selama bekerja di dapur karyawan tidak boleh duduk.
Apabila
sepatu yang digunakan karyawan kurang enak maka karyawan akan lekas lelah atau
sakit pada jari-jari kakinya. Hal inilah yang dapat menyebabkan nilai standar
hygiene menurun.
Dengan standar hygiene personal yang
tinggi seorang karyawan dapat menyadari bahwa yang dilakukannya adalah
menyangkut kesehatan orang banyak dan dalam hal ini ia telah dapat mencegah/mengurangi
salah satu sebab terjadinya keracunan makanan.
Bahan makanan yang dipergunakan
dalam pengelolaan makanan sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur, buah. Sedang bahan hewani berasal
dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain. Bahan makanan hewani
lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan makanan nabati. Namun
demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak ditemukan teknik
pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan memperpannjang masa
penyimpanan bahan makanan tersebut. Penyimpanan bahan makanan dikelompokkan
berdasarkan ;
o
Bahan tahan lama (Groceries)
Bahan tahan lama; beras, gula, bumbu kering, minyak goreng, dan makanan dalam
kaleng atau botol
o
Bahan mudah rusak (Perishables)
Bahan ini sebagian besar terdiri dari bahan makanan segar dan mudah rusak
seperti : sayuran dan buah segar, telur , susu segar, daging dan unggas, ikan
dan hasil laut lainnya.
-
sanitasi dan hygiene tempat kerja
Pakaian kerja harus dalam kondisi
bersih dan rapi. Tidak menggunakan aksesoris secara berlebihan dan menggunakan
pengharum badan yang baunya tidak terlalu tajam dan menyengat…saat akan
menyajikan makanan, makanan terlebih dahulu kami periksa, untuk menghindari adanya
kotoran seperti debu atau rambut pada makanan.
-
sanitasi dan hygiene barang dan
peralatan
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
jika hygiene menitik beratkan pada kesehatan dan kebersihan perorangan dan
makanan, sedang sanitasi menitik beratkan pada peralatan dan lingkungan kerja.
V.
SANITASI DAN HYGIENE DALAM KEGIATAN FOOD AND BEVERAGE
Usaha sanitasi dan usaha Food & Beverage mempunyai hubungan yang erat dan bekerja sama terutama dalam bidang peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan dan minuma.
Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah
membusuk, seperti: daging, ikan, susu, telur, makanan dalam kaleng, dan minuman
yang mengandung CO2. Sedangkan Food Sanitation membahas “six principles of food
sanitation” diantaranya:
1.
Cara penyimpanan bahan makanan
2.
Cara pengolaha
3.
Tempat pengolahan
4.
Tenaga pengelolaan makanan
5.
Cara pengangkutan makanan
6.
Cara penyajian makanan
Kegiatan hygiene dan sanitasi makanan di dalam sebuah
hotel mencakup wilayah-wilayah dimana makanan itu diolah, dipersiapkan,
disimpan, dan dihidangkan, meliputi:
a)
Food Production Areas Sanitation
b)
Food Storage Areas Sanitation
c)
Food Service Areas Sanitation
Di samping daerah-daerah tersebut, perlu adanya
pengawasan dari tenaga penjamah makanan (food handler) dan cara penjamahan
(food handling).
A. Food
Production Areas Sanitation
Pada bagian
dapur yang perlu diawasi tentang sanitasi dan hygiene adalah tempat-tempat
dimana makanan itu diolah (food production areas), karena tempat ini sebagai:
1. Tempat
mengolah segala macam makanan dan minuman;
2. Tempat
penghasil sampah, yang sebagian besar terdiri dari sampah basah dan sisa-sisa
makanan yang mudah membusuk dan menimbulkan bau busuk.
3. Tempat
mempersiapkan segala jenis makanan dan minuman yang memerlukan cara penjamahan
yang baik (proper food handling procedure);
4. Tempat
bekerja karyawan kitchen (cook) atau para food handler yang perlu mendapatkan
pengawasan khusus tentang kesehatan fisiknya maupun mental serta keadaan
kebersihan individunya;
5. Tempat
alat-alat pengolahan makanan, alat makan, dan minum serta fasilitas lainnya
yang memegang peranan penting sebagai media penularan penyakit atau keracunan
makanan;
6. Tempat
terdapatnya pembawa basil (carrier) di antara food handler akan membahayakan bagi
para tamu atau karyawan lain
Dapur yang
memenuhi syarat kebersihan adalah sebagai berikut:
·
Selalu dalam keadaan bersih
·
Mempunyai cukup persediaan air
bersih untuk mencuci bahan makanan
·
Mempunyai tempat sampah
·
Alat-alat dapur selalu dalam keadaan
bersih
·
Mempunyai ventilasi yang cukup guna
memasukkan udara segar serta mengeluarkan asap dan bau yang kurang sedap
·
Mempunyai tempat penyimpanan bahan
makanan yang baik, artinya tidak sampai tercemar debu dan menjadi sarang tikus
·
Tidak meletakkan zat-zat berbahaya
(insektisida) berdekatan dengan bumbu dapur atau bahan makanan
1.
Pembagian Seksi Dapur (Kitchen
Section)
Entremetier : bagian yang membuat garnish atau pelengkap hidangan utama, seperti: sayuran, kentang, mie dan lain-lain
Garde manger : bertugas membuat hidangan pembuka dingin,irisan daging, unggas, salad dan saos dingin.
Poisonner : membuat segala macam hidangan dari ikan yang dibakar, dipanggang
Potage : membuat segala macam sup yang disajikan dingin atau panas
Saucier : membuat segala macam saos yang disajikan digin atau panas
Bakery : membuat segala macam roti
Butchery : bagian yang mempersiapkan atau memotong daging sebelum dikirim ke dapur untuk proses pengolahannya.
Cold pantry : bagian yang membuat atau mempersiapkan buah segar, juice, jam, keju dan yogurt.
Hot pantry : bagian yang membuat kopi, teh, cream,susu, susu skim dan telur rebus.
Entremetier : bagian yang membuat garnish atau pelengkap hidangan utama, seperti: sayuran, kentang, mie dan lain-lain
Garde manger : bertugas membuat hidangan pembuka dingin,irisan daging, unggas, salad dan saos dingin.
Poisonner : membuat segala macam hidangan dari ikan yang dibakar, dipanggang
Potage : membuat segala macam sup yang disajikan dingin atau panas
Saucier : membuat segala macam saos yang disajikan digin atau panas
Bakery : membuat segala macam roti
Butchery : bagian yang mempersiapkan atau memotong daging sebelum dikirim ke dapur untuk proses pengolahannya.
Cold pantry : bagian yang membuat atau mempersiapkan buah segar, juice, jam, keju dan yogurt.
Hot pantry : bagian yang membuat kopi, teh, cream,susu, susu skim dan telur rebus.
2.
Pantry Sanitation
Hal-hal yang
harus diawasi dalam pantry adalah:
-
Bahan-bahan yang digunakan terutama
susu, harus diperoleh dari sumber/perusahaan yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
-
Semua alat yang digunakan harus
dijaga kebersihannya dari serangga dan bakteri.
-
Bahan makanan seperti: sayuran,
daging, terigu, buah-buahan, telur dan lain harus berkualitas baik dan bersih
serta disimpan dalam suhu penyimpanan yang sesuai.
-
System ventilasi yang digunakan
adalah AC atau exhauster system tertutup.
-
Perlu disediakan tempat sampah yang
dapat menutup sendiri.
-
Pintu pantry tidak boleh berhubungan
langsung dengan luar, atau kalau ada harus dipasang double self closing door.
-
Perlu disediakan tempat cuci
alat-alat yang digunakan di pantry secara khusus dan bersih.
3.
Butcher Room Santation
Hal-hal yang
perlu diawasi dalam butcher room adalah:
a.
Daging
Diperoleh
dari sumber terpercaya Kesegaran dapat ditinjau dari warna, bau, dan teksturnya
b.
Fasilitas-fasilitas pemotongan
daging Harus senantiasa dipelihara dan dijaga kebersihannya Fasilitas yang
perlu endapat perhatian khusus adalah:pisau dagng (meat knife), gergaji daging
(meat saw), pengiris daging (meat slicer), penggiling daging (meat grinder),
talenan daging (meat board), dan penghancur daging (meat chopper).
Pembersihan dari alat-alat tersebut dilaksanakan setiap selesai aktifitas sebelum penggantian shift. Untuk membersihkan alat-alat tersebut harus dibuka komponennya agar sisa daging yang terselip dapat dibersihkan.
Pembersihan dari alat-alat tersebut dilaksanakan setiap selesai aktifitas sebelum penggantian shift. Untuk membersihkan alat-alat tersebut harus dibuka komponennya agar sisa daging yang terselip dapat dibersihkan.
4.
Garde Manger Sanitation
Hal-hal yang
perlu diawasi dalam garde manger adalah:
c.
Fasilitas
Termasuk alat pemotong dan pencincang daging, harus selalu dijaga kebersihannya. Meja daging tidak boleh retak-retak. Tempat cuci tangan serta tempat cuci alat-alat perlu disediakan dan dijaga kebersihannya.
Termasuk alat pemotong dan pencincang daging, harus selalu dijaga kebersihannya. Meja daging tidak boleh retak-retak. Tempat cuci tangan serta tempat cuci alat-alat perlu disediakan dan dijaga kebersihannya.
d.
Food handler
Para petugas
yang bekerja perlu diawasi kebersihan dan kesehatan individunya.
e.
Hal lain yang perlu diperhatikan
Dilarang menyimpan
racun serangga dalam bentuk apapun dalam ruangan System ventilasi Tempat sampah.
B. Food Storage
Areas Sanitation
Yang
dimaksud food storage areas adalah penyimpanan bahan-bahan makanan dan makanan
yang telah masak serta siap untuk dihidangkan. Food storage dilakukan dalam
food storage room (tempat penyimpanan makanan) yang umumnya terletak dekat
dapur, disebut kitchen storage rooms dan daerah atau wilayahnya disebut food
storage areas.
Ada dua
macam food storage, yaitu:
1.
Gudang makanan
Suatu tempat
penyimpanan makanan dalam suhu kamar biasa.
2.
Penyimpanan dingin
Suatu tempat
penyimpanan makanan atau minuman dalam suhu yang dingin dengan maksud untuk
pengawetan makanan dan mencegah pembusukan.
Macam-macam penyimpanan dingin dibedakan sebagai berikut:
Cool storage: penyimpanan dingin dalam suhu 10ºC - 20ºC
Macam-macam penyimpanan dingin dibedakan sebagai berikut:
Cool storage: penyimpanan dingin dalam suhu 10ºC - 20ºC
Cold
storage: penyimpanan dingin dalam suhu 0ºC - 10ºC
Cool
Freezer: penyimpanan dingian dalam suhu 0ºC
Deep
Freezer: penyimpanan dingin dalam suhu -10ºC
Suhu yang
bermacam-macam untuk tiap-tiap storage technique ini tergantung dari bahan
makanan yang disimpan tersebut memerlukan suhu khusus agar tidak rusak.
Misalnya daging perlu disimpan dalam deep freezer.
Kitchen storage rooms harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Kitchen storage rooms harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Adanya
fasilitas yang tersedia seperti rak-rak barang, nampan-nampan, panci,dll.
2. Penyimpanan
bahan makanan yang mudah membusuk dan jenis makanan yang tidak berkulit
dilarang disimpan di atas permukaan lantai, supaya kitchen storage room selalu
bersih dan terhindar dari bakteri.
3. Bahan-bahan
makanan yang lekas membusuk harus disimpan dalam suhu yang sesuai dengan jenis
bahan makanannya.
4. Setiap hari
lantai perlu dibersihkan terutama di gudang-gudang serta ruangan-ruangan yang
berair sebagai akibat kondensasi dari es.
5. Perlu
disediakan lampu penerangan yang cukup terang untuk mencengah terjadinya
kesalahan pengambilan bahan makanan serta memudahkan melihat keadaan gudang
secara menyeluruh, seperti adanya kotoran, bakteri dan tikus.
6. System
ventilasi untuk:
Gudang biasa
Exhauster
fan
7. Penyimpanan
dingin
C. Food Service
Areas Sanitation
Yang
dimaksud dengan food service area dalam sebuah hotel adalah tempat-tempat
dimana makanan dan minuman dihidangkan/disajikan kepada para tamu.
Daerah penyajian makanan (food service area) dalam sebuah hotel adalah sebagai berikut:
Daerah penyajian makanan (food service area) dalam sebuah hotel adalah sebagai berikut:
1. Restoran
(restaurant dinning room)
2. Bar
(beverage service area)
3. Employee
dinning room (tempat makan karyawan)
Berikut ini
akan dibahas mengenai sanitasi dari beberapa food service area tersebut.
1.
Tempat makan untuk tamu dan karyawan (guest and
employee dinning room)
Employee dinning room room dibedakan antara:
Employee dinning room room dibedakan antara:
·
Tempat makan bagi para karyawan/pimpinan staff
·
Tempat makan bagi para karyawan/supervisor
·
Tempat makan bagi para karyawan/pekerja bawahan
·
Perbedaan diantara ketiga macam diining room tersebut
yang sangat prinsipilnya sebenarnya tidak ada dalam susunan menu makanan yang
diberian kecuali sedikit saja ada perbedaan tentang:
·
Peralatan (lebih mewah untuk para
staff/pimpinan/supervisor)
·
Pelayanan (lebih khusus untuk para
staff/pimpinan/supervisor)
·
Dipandang dari segi sanitasi, semua itu harus memenuhi
syarat sanitasi yang telah ditetapkan.
·
Guest dinning room
Untuk guest
dinning room perbedaan terletak pada fungsinya atau jenis hdangannya. Misalnya,
untuk sebuah hotel ada beberapa jenis restoran sesuai dengan hidangannya,
seperti Japanese Restaurant, European Restaurant, Chinese Restaurant, Italian
Restaurant, dan Indonesian Restaurant. Begitu pula di hotel juga ada coffee shop,
canteen, bar, dan banquet. Guest and employee dinning room sanitation
a)
Harus senantiasa dijaga kebersihannya
b)
System venlasi: AC untuk ruangan kecil, exhauster
tertutup untuk ruangan yang luas dan lebar
c)
Fasilitas-fasilitas
·
Meja
Harus dijaga
kebersihannya. Setiap hari taplak meja (table cloth) perlu diganti, kecuali meja
tersebut telah ditutup dengan formika atau pelapis meja lainnya yang kelihatan
menarik.
·
Alat-alat makan dan minum
Harus
senantiasa dijaga kebersihannyadan dicuci sesuai yang berlaku (diswashing dan
glasswashing machine diperlukan).
·
Kursi
Enak
dipakai, tidak memberikan serangga kesempatan berkembang biak, kutu busuk dan
jenis serangga laninnya.
·
Tempat bunga
Bunga-bunga
di atas meja tidak mutlak diperlukan untuk dinning room karyawan, tetapi perlu
untuk guest dinning room/restoran kerena memberikan pengaruh psikologis
terhadap kesenangan dan kegairahan makan serta untuk dekoasi.
·
Tempat cuci tangan
Untuk guest
dinning room/restoran terletak di dekat guest toilet. Untuk employee dinning
room di dekat employee toilet atau di tempat khusus pada pintu masuk, untuk
mencuci tangan karyawan sebelum dan sesuadah makan.
·
Tempat sampah
Di guest
dinning room/restoran dilarang menempatkan bak sampah. Pada employee dinning
room tempat sampah boleh diadakan dan pnempatannya harus disesuaikan dengan
kebutuhan serta besa kecilnya dinning room dan harus mempunyai penutup yang
bisa menutup sendiri.
·
Gambar-gambar hiasan
Untuk
menambah pemandangan yang baik dan menyenangkan perl dipasang gambar-gambar
dinding yang sesuai dengan dekorasi sekeliling.
·
Papan/tanda peringatan
Dipasang
pada tempat/employee dinning room. Papan peringatan bersifat edukatif/menddk
misalnya:
1.
dilarang meludah di sembarang tempat, cucilah tangan
sebelum makan, jagalah kebersihan tempat makan anda.
2.
Selesai makan: sesuai persyaratan sanitasi, piring-piring
dan gelas yang kotor di atas meja paling lambat lima menit berada di atas meja.
3.
Aspek-aspek psikologis untuk guest dinning room: Adanya
radio/ kaset dalm ruangan untuk menghibur pengunjung dan music perlu
disesuaikan dengan suasan pada waktu sarapan, makan sang dan makan malam.
Dekorasi meja dan tata meja yang baik.
Warna dinding yang tenang , lembut dan segar.
Dekorasi meja dan tata meja yang baik.
Warna dinding yang tenang , lembut dan segar.
4.
Bar sanitation
Tidak semua
hotel mempunyai bar, kecuali hotel bertaraf internasional. Pada umumnya,
terdapat bar yang merupakan subunit dari sbuah restoran hotel. Maka di hotel,
istilah bar dipersatukan dengan restoran dan disebut bar and restaurant.
Sebuah bar adalah temapt dimana terdapat macam-macam minuman (beverage reparation area). Dimana harus memenuhi syarat-syarat sanitasi sebagai berikut:
Sebuah bar adalah temapt dimana terdapat macam-macam minuman (beverage reparation area). Dimana harus memenuhi syarat-syarat sanitasi sebagai berikut:
-
Dijaga kebersihan tempatnya
-
Penyimpanan botol-botol minuman harus teratur baik dan
mudah diambil.
-
Alat minuman termasuk gelas harus bersih dan dicuci
menurut prosedur pencucian yang memenuhi syarat sanitasi.
-
Bar counter harus senantiasa bersih, tidak meresap
air.
-
Wash basin harus tersedia dan mempunyai keran air
dingin dan air panas.
-
Tempat pembuangan sampah harus ada.
-
Refrigerator yang dgunakan harus disesuaikan suhunya
untuk menyimpan btol-botol yang berisi minuman yang memerlukan suhu “cool
storage”.
-
Peti-peti botol minuman yang sudah kosong harus
disusun dengan rapi.
-
Pada waktu tertentu perlu diadakan penyemprotan racun
serangga, terutama tertuju pada semut-semut dan kecoa.
-
Rak tempat botol minuman harus mempunyai kaki setinggi
minimum 30 cm dari permukaan lantai.
SUMBER
Hai kak yuk di cek , disini juga ada lo kak https://hotelsss.yolasite.com/.
BalasHapusBAGUS SAYA SANGAT SUKA DAN SANGAT BERMANFAAT BAGI SAYA
BalasHapusTERIMAKSIH
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbaca tentang chef juga gan
BalasHapusbagaimana cara menghitung food cost restaurant ?
BalasHapusAkomodasi perhotelan Cooking Measurement and best kitchen set
BalasHapusMaid Comfort Food senyawa
BalasHapus